Metode
Kritik Arsitektur
Kritik Normatif :
Kritik yang disampaikan berdasarkan pada standart dan peraturan yang ada.
Kritik
Penafsiran : Kritik yang
bersifat subjektif dalam menanggapi sebuah karya yang dipergunakan untuk menghasilkan
sebuah kritikan yang cenderung memberikan pandangan baru. Terdiri dari :
- Kritik Advokasi : Pembelaan terhadap sebuah karya arsitektur, yaitu memberikan kritikan berupa hal positif dari karya tersebut, bukan untuk menjelekan suatu karya.
- Kritik Evokatif : Mengangkat kelebihan atau sisi baik suatu karya yang bertujuan untuk mengungkapkan daya tarik suatu karya secara emosional.
- Kritik Impresionistik : Memberikan suatu kesan terhadap sebuah karya sehingga dapat mempengaruhi untuk membuat sebuah karya yang lebih baik lagi dari sebelumnya.
Kritik
Deskriptif : Penjelasan atau menggambarkan suatu karya sesuai
dengan apa yang dilihat secara lebih terperinci. Terdiri dari :
1. Kritik Penjelasan : Memberikan gambaran terhadap baik buruknya sebuah karya sesuai dengan
faktanya.
2. Kritik Biografis : Kritik yang ditujukan kepada tokoh
pembuat sebuah karya.
3. Kritik Kontekstual : Membahas mengenai konteks
pengaruh sosial, politik, ekonomi dan budaya terhadap sebuah karya arsitektur
sehingga dapat terpengaruhi langgam/gaya bangunan.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
Esplanade – Theatres on the Bay
Singapore
Esplanade
– Theatres on the Bay adalah salah satu icon negara Singapura. Letaknya persis
bersebelahan dengan Patung Merlion yang berada di Merlion Park. Esplanade
dibuka pada 12 Oktober 2002, dibangun dengan biaya S$ 600 juta atau sekitar 3,6
trilyun. Bangunan ini berdiri di atas lahan seluas 6 hektar, menghadap ke
pantai Marina Bay. Esplanade memiliki Concert Hall dengan 1.600 kursi penonton,
dan stage yang mampu menampung 120 pemain musik.
sumber : https://i.pinimg.com/736x/df/fa/4c/dffa4ccc1631a59a93a5476fb93bd18f--armadillo-singapore.jpg
Di tahun 1992, terpilih sebuah tim yang terdiri dari perusahaan lokal
terkenal DP Architects (Singapura) dan Michael Wilford & Partners (Inggris)
untuk memulai pekerjaan pembangunan pusat seni tersebut. Untuk mempertahankan
keterkaitan antara masa lalu dan masa kini, pusat seni ini akhirnya dinamakan
Esplanade – Theatres on the Bay.
Esplanade bertujuan untuk menjadi pusat seni pertunjukan bagi semua
kalangan, dan program-programnya menjangkau ke ragam audiens yang luas. Susunan
programnya mencakup segala genre, termasuk musik, tari, teater dan seni visual,
dengan fokus khusus pada budaya Asia.
Saat ini, icon arsitektur dengan rangka kembarnya yang unik ini berlokasi
di dalam distrik pemerintahan Singapura, tepat di tepi Marina Bay di mulut
Singapore River. Dua kubah yang menjadi lokasi Teater dan Concert Hall
dirancang dengan bahan kaca, untuk memberi kesan terbuka.
Agar pusat seni tetap dingin di suhu tropis, lebih dari 7.000 keping
penahan matahari dari aluminium bersama dengan rangka penutup berlapis glazur
ganda dipasang pada rangka penopang baja untuk membentuk penutup yang
menjadikan pusat seni ini sebuah ikon arsitektur mempesona, di depan cakrawala
kota Singapura. Penutup berbentuk duri itu akhirnya menjadi nama sebutan yang
populer berdasarkan buah favorit masyarakat lokal, Durian.
Esplanade
Outdoor Theatre, menghadap langsung Marina Bay dan memiliki panjang sekitar
300m, theatre outdoor ini memiliki kapasitas tempat duduk sekitar 450 hingga
600 (berdiri) orang. Tempat ini sering dijadikan tempat pertunjukan dari
berbagai aliran musik hingga tari-tarian dan juga seni theatre yang bisa kita
tonton sambil menikmati suasana laut yang menyegarkan dan juga pemandangan yang
menakjubkan.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kritik :
Gedung Esplanade
– Theatres on the Bay Singapore adalah sebuah karya Arsitektur yang luar biasa.
Bangunan ini dirancang untuk menjawab permasalahan yang ditimbulkan oleh iklim
tropis, Esplanade Singapore bukan saja
menarik secara estetika, namun juga dapat mengatasi permasalahan iklim tropis
setempat, terutama dengan memperhatikan posisi matahari sebagai sumber kalor
yang diterima bangunan.
Ide
bentuk bangunan yang diambil pun sangat unik, yaitu dari bentuk buah tropis
Durian. Disini arsitek merancang bagaimana bentuk dari duri-duri durian yang
lancip tersebut bukan hanya sebagai estetika belaka saja, tetapi juga didesain
sebagai jendela yang mana memanfaatkan cahaya alami dan sirkulasi udara.
Dikarenakan
letak Esplanade berada dipinggir pantai/teluk, maka suhu udara pun sangat lah
panas. Bagaimana caranya menggunakan material kaca tetapi suhu bangunan
tetap dingin?
Untuk meredam
suhu panas yang akan masuk kedalam bangunan, sang arsitek menggunakan sebuah
teknologi bahan dalam penggunaan material fasad penutup gedung durian itu. Penggunaan
kepingan penahan sinar matahari dari aluminium bersama dengan rangka penutup berlapis
glazur ganda mampu menjawab permasalahan iklim yang terdapat di tempat itu.
Hal tersebut membuat Esplanade menjadi contoh karya
arsitektur tropis yang baik, yang mana memperhatikan bentuk (estetika),
teknologi, kenyamanan dan penggunaan energi.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sumber dan referensi :