Rabu, 17 Juni 2015

manusia dan harapan


Manusia dan Harapan

1.  Pengertian Harapan
Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan berbuah kebaikan di waktu yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan terkadang, dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Pada dasarnya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berdoa atau berusaha.
Beberapa pendapat menyatakan bahwa esensi harapan berbeda dengan "berpikir positif" yang merupakan salah satu cara terapi/proses sistematis dalam psikologi untuk menangkal "pikiran negatif" atau "berpikir pesimis".
Kalimat lain "harapan palsu" adalah kondisi dimana harapan dianggap tidak memiliki dasar kuat atau berdasarkan khayalan serta kesempatan harapan tersebut menjadi nyata sangatlah kecil.

  • Persamaan Harapan dengan Cita-cita
Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan.
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usahadan berdoa dengan sungguh-sungguh.
Cita-cita merupakan Impian yang disertai dengan tindakan dan juga di berikan batas waktu. Cita-cita yang baik adalah cita-cita yang dapat dicapai melalui kerja keras, kreativitas, inovasi, dukungan orang lain dan sebagainya.
Bila dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintang.
 Antara harapan dan cita-cita terdapat persamaan yaitu, keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud, pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat di masa yang akan datang.

2.  Penyebab Manusia Mempunyai Harapan
Setiap manusia yang jiwa nya hidup pasti mempunyai sebuah harapan. Berikut adalah sebab-sebab mengapa manusia mempunyai harapan:
· Dorongan kodrat
Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan, berkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua.
Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan. Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup bcrsama dengan manusia lain. Dengan kodrat ini, maka manusia mempunyai harapan.
· Dorongan kebutuhan hidup
Sudah kodrat pula bahwa manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besarnya dapat dibedakan atas  kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Kebutuhan jasmani misalnya makan, minum, pakaian, rumah(sandang, pangan,dan papan), ketenangan, hiburan, dan keberhasilan.
Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia bekerja sama dengan manusia lain.Hal ini disebabkan, kemampuan manusia sangat terbatas, baik kemampuan fisik/jasmani, maupun kemampuan berfikirnya.
Dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan. Pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manusia diantaranya adalah:
a.        kelangsungan hidup (survival)
b.        keamanan ( safety )
c.        hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love)
d.        diakui lingkungan (status)
e.        perwujudan cita-cita (self actualization)

3. Pengertian Doa
Doa adalah memohon atau meminta pertolongan kepada Allah SWT yang disertai dengan kerendahan hati untuk mendapatkan suatu kebaikan. Doa merupakan ibadah, bahkan inti dari ibadah.  Doa dilakukan secara terus menerus dalam menyelesaikan segala masalah rohani dan jasmani, seperti meminta keselamatan hidup, diberikan rizki yang banyak, diberikan umur yang panjang, kepintaran dan lain sebagainya.
Pada dasarnya Doa adalah meminta pertolongan kepada Allah, akan tetapi bukan berarti hanya orang-orang yang tertimpa musibah saja yang berdoa, melainkan manusia yang sehat pun harus berdoa agar mendapatkan kebaikan dalam hidupnya.
Allah SWT menyuruh orang-orang Islam berdoa atau meminta sesuatu kepadaNya seperti firmanNya, yang artinya:
Dan Tuhan kamu berfirman: “Berdoalah kepada Ku niscaya Aku perkenankan doa permohonan kamu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong takabur daripada beribadat dan berdoa kepadaKu, akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina.” (Surah Al-Mu’min:60).

4.  Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Maka jelaslah kepada kita, bahwa dasar kepercayaan itu adalah kebenaran. Ada jenis pengetahuan yang dimiliki seseorang, bukan karena merupakan hasil penyelidikan sendiri, melainkan diterima dari orang lain. Kebenaran pengetahuan yang didasarkan atas orang lain itu disebabkan karena orang lain itu dapat dipercaya. Yang diselidiki bukan lagi masalahnya, melainkan orang yang memberitahukan itu dapat dipercaya atau tidak. Pengetahuan yang diterima dari orang lain atas kewibawaannya itu disebut kepercayaan.Makin besar kewibawaan yang memberitahu mengenai pengetahuan itu makin besar kepercayaan.
Kepercayaan merupakan kondisi mental yang didasarkan oleh situasi seseorang dan konteks sosialnya. Ketika seseorang mengambil suatu keputusan, ia akan lebih memilih keputusan berdasarkan pilihan dari orang- orang yang lebih dapat ia percaya dari pada yang kurang dipercayai.
Dalam agama terdapat kebenara-kebenaran yang dianggap diwahyukan artinya diberitahukan oleh Tuhan, langsung atau tidak langsung kepada manusia. Kewibawaan pemberi kebenaran itu ada yang melebihi besarya. Kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan yang paling besar. Hak berpikir bebas, hak atas keyakinan sendiri menimbulkan juga hak ber agama menurut keyakinan.
Dalam hal beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan menghormati kepercayaan orang yang beragama itu, Dasarnya ialah keyakinan masing-masing.
Dasar kepercayaan adalah kebenaran, sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
a.    Kepercayaan pada diri sendiri
b.   Kepercayaan pada orang lain
c.    Kepercayaan pada pemerintah
d.   Kepercayaan pada Tuhan

· 3 Teori Kebenaran
1.    Teori Kebenaran Korespondensi
Teori kebenaran korespondensi adalah teori yang berpandangan bahwa pernyataan-pernyataan adalah benar jika berkorespondensi terhadap fakta atau pernyataan yang ada di alam atau objek yang dituju pernyataan tersebut. Kebenaran atau suatu keadaan dikatakan benar jika ada kesesuaian antara arti yang dimaksud oleh suatu pendapat dengan fakta. Suatu proposisi adalah benar apabila terdapat suatu fakta yang sesuai dan menyatakan apa adanya.
2.    Teori Kebenaran Koherensi
Teori kebenaran koherensi adalah teori kebenaran yang didasarkan kepada kriteria koheren atau konsistensi. Suatu pernyataan disebut benar bila sesuai dengan jaringan komprehensif dari pernyataan-pernyataan yang berhubungan secara logis. Pernyataan-pernyataan ini mengikuti atau membawa kepada pernyataan yang lain. Seperti sebuah percepatan terdiri dari konsep-konsep yang saling berhubungan dari massa, gaya dan kecepatan dalam fisika.
Kebenaran tidak hanya terbentuk oleh hubungan antara fakta atau realitas saja, tetapi juga hubungan antara pernyataan-pernyataan itu sendiri. Dengan kata lain, suatu pernyataan adalah benar apabila konsisten dengan pernyataan-pernyataan yang terlebih dahulu kita terima dan kita ketahui kebenarannya.
Salah satu dasar teori ini adalah hubungan logis dari suatu proposisi dengan proposisi sebelumnya. Proposisi atau pernyataan adalah apa yang dinyatakan, diungkapkan dan dikemukakan atau menunjuk pada rumusan verbal berupa rangkaian kata-kata yang digunakan untuk mengemukakan apa yang hendak dikemukakan. Proposisi menunjukkan pendirian atau pendapat tentang hubungan antara dua hal dan merupakan gabungan antara faktor kuantitas dan kualitas. Contohnya tentang hakikat manusia, baru dikatakan utuh jika dilihat hubungan antara kepribadian, sifat, karakter, pemahaman dan pengaruh lingkungan. Psikologi strukturalisme berusaha mencari strukturasi sifat-sifat manusia dan hubungan-hubungan yang tersembunyi dalam kepribadiannya.
Pengetahuan rasional yang berdasarkan logika tidak hanya terbatas pada kepekaan indera tertentu dan tidak hanya tertuju pada objek-objek tertentu. Gagasan rasionalistis dan positivistis cenderung untuk menyisihkan seluruh pemahaman yang didapat secara refleksi. Pemikiran rasional cenderung bersifat solifistik dan subyektif. Adanya keterkaitan antara materi dengan non materi, dunia fisik dan non fisik ditolak secara logika. Apabila kerangka ini digunakan secara luas dan tak terbatas, maka manusia akan kehilangan cita rasa batiniahnya yang berfungsi pokok untuk menumbuhkan apa yang didambakan seluruh umat manusia yaitu kebahagiaan.
3.    Teori Kebenaran Pragmatis
Teori kebenaran pragmatis adalah teori yang berpandangan bahwa arti dari ide dibatasi oleh referensi pada konsekuensi ilmiah, personal atau sosial. Benar tidaknya suatu dalil atau teori tergantung kepada berfaedah tidaknya dalil atau teori tersebut bagi manusia untuk kehidupannya. Kebenaran suatu pernyataan harus bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.
Menurut teori ini proposisi dikatakan benar sepanjang proposisi itu berlaku atau memuaskan. Apa yang diartikan dengan benar adalah yang berguna (useful) dan yang diartikan salah adalah yang tidak berguna (useless). Bagi para pragmatis, batu ujian kebenaran adalah kegunaan (utility), dapat dikerjakan (workability) dan akibat atau pengaruhnya yang memuaskan (satisfactory consequences). Teori ini tidak mengakui adanya kebenaran yang tetap atau mutlak.

5.  Cara untuk Meningkatkan Keyakinan akan Harapan yang dimilikki
Kita harus percaya dan yakin bahwa setiap harapan dan cita-cita yang kita miliki akan terlaksana. Kita harus meningkatkan keyakinan itu, bagaimana kah caranya?? Banyak halyang dapat kita lakukan, seperti bersikap optimis, bersikap optimis itu sangat penting karena kita yakin akan kehidupan yang lebih baik untuk meraih hasil yang baik. Jangan takut akan kegagalan, yakinlah bahwa setiap kegagalan pasti ada hikmah didalamnya, mungkin ada yang lebih baik lagi dari itu. Kegagalan haruslah dijadikan pelajaran dan pengalaman untuk kita agar kita tetap berusaha sebaik mungkin dan menerima apa yang terjadi dengan berjiwa besar dan lapang dada.
Rubahlah pola berpikir kita. Cobalah berpikir atau berpandangan maju kedepan. Kiata juga harus meningkatkan kemampuan yang kita miliki. Bagaimanakah caranya??? Caranya dengan belajar terus dan sering berlatih. Karena dengan melakukan hal tersebut dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan diri. Jangan suka menunda-nunda pekerjaan, karna itu dapat membuat kita menjadi malas. Bagaimanakah cara nya agar kita tidak malas??? Cintai lah pekerjaan kita dan senang menghadapi tantangan.
kemudian kita harus membangun impian dan cita-cita agar hidup kita dapat terarah dan mempunyai tujuan yang jelas. Tanpa impian, jangan pernah berharap akan ada perubahan. Tanpa perubahan tak akan pernah ada perkembangan dan tanpa perkembangan mustahil untuk meraih kesuksesan. Mimpilah setinggi mungkin, karna setinggi apapun mimpi kita, dan kitamerasa pasti bahwa kita dapat dan mampu mewujudkannya, yakinlah suatu saat mimpi kita tersebut akan menjadi kenyataan.
Jadi sesungguhnya untuk mewujudkan apa pun yang kita impikan dalam hidup, kita harus memiliki keyakinan yang sangat kuat.


“The future belongs to those who believe in the beauty of their dreams” (masa depan dimiliki oleh orang-orang yang yakin akan keindahan mimpi-mimpi mereka)”
By : Eleanor Roosevelt


...Thank You...


Sumber dan referensi :