Rabu, 06 Mei 2015

manusia dan kegelisahan


Manusia dan Kegelisahan


1.  Definisi kegelisahan
Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tentram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar dan cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa kawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan.
Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu. Gejala tingkah laku atau gerak-gerik itu umumnyalain dari biasanya, misalnya berjalan mundar-mandir dalam ruang tertentu sambil menundukan kepala memandang jauh kedepan sambil mengepal-ngepal tangannya,duduk termenung sambil memegang kepalanya,  duduk dengan wajah murung atau sayu, malas bicara dan lain-lain.
Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi dari kecemasan. Karena itu dalam kehidupan sehari-hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan, kekhawatiran ataupun ketakutan. Masalah kecemasan atau kegelisahan berkait juga dengan masalah frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan bahwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak tercapai.

Sigmund Freud ahli psikoanalisa berpendapat bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu kecemasan kenyataan (obyektif), kecemasan neorotik dan kecemasan moril.
1.       Kecemasan Obyektif
Kecemasan tentang kenyataan adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan seseorang yang mengancam untuk mencelakakannya. Pengalaman bahaya dan timbul kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, dalam arti kata, bahwa seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia berada dekat dengan benda-benda tertentu dari lingkungannya.
2.       Kecemasan Neoritis (syaraf)
Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya  dari naluriah.
Menurut Sigmund Freud, kecemasan ini dibagi tiga macam, yakni :
Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan, Kecemasan timbul karena orang itu takut akan bayangannya sendiri, atau akan id-nya sendiri, sehingga menekan dan menguasai ego. Kecemasan semacam ini menjadi sifat dariseseorang yang gelisah, yang selalu mengira bahwa sesuatu yang hebat akan terjadi.
3.       Kecemasan moril 
Kecemasan moril disebabkan karena pribadi seseorang. Tiap pribadi memiliki bermacam-macam emosi antara lain : iri, benci, dendam, dengki, marah, gelisah, cinta dan rasa kurang.

2.  Sebab Terjadinya Kegelisahan
Bukan merupakan sebuah kepastian bahwa akar penyebab kegelisahan selalu bermula dari faktor keluarga atau metode pendidikan yang diterapkan oleh kedua orang tua. Bahkan, terkadang ia muncul dari diri penderita sendiri dan itu merupakan faktor sangat dominan dan berpengaruh dalam semua aspek keberadaan manusia sampai akhir hayatnya.
Kegelisahan terjadi karena adanya keterbatasan manusia untuk dapat mengetahui hal-hal yang akan datang atau yang belum terjadi. Hal ini terjadi misalnya karena adanya suatu harapan, atau adanya ancaman. Manusia gelisah karena takut terhadap dosa-dosa dan pelanggaran (yang telah dilakukan), takut terhadap hasil kerja (tidak memenuhi kepuasan spiritual), takut akan kehilangan milik (harta dan jabatan), atau takut menghadapi keadaan masa depan (yang tidak disukai). Sedangkan sumber kegelisahan berasal dari dalam diri manusia (internal) misalnya rasa lapar, haus, rasa sepi, dan dari luar diri manusia (eksternal) misalnya kegelisahan karena diancam seseorang.
Faktor penyebab kegelisahan dari dalam diri seseorang antara lain:
1.       Cinta Diri 
         Kecintaan seseorang terhadap dirinya merupakan hal yang wajar, namun sebagian orang telah berlebihan dalam mempertahankan cinta tersebut, sehingga terbebani dengan berbagai macam penderitaan dan rasa sakit. Dalam pembahasan ini, yang dimaksud cinta diri adalah kecintaan melampaui batas, perhatian berlebihan terhadap diri sendiri, dan sangat sensitif terhadap segala hal yang berkaitan dengan itu, sehingga ia tidak mendapati musibah yang lebih parah dari penyakit tersebut. Perhatian yang berlebihan terhadap diri akan menyebabkan munculnya keinginan buruk dalam diri seseorang, seperti ingin meraih kecintaan dari semua manusia, mengharapkan kehadiran mereka dengan patuh dan mau melaksanakan perintahnya secara keseluruhan demi memperoleh  kerelaannya.
2.       Lalai dalam Mengingat Allah 
       Dalam beberapa hadits dan riwayat Shahih disebutkan bahwa was-was dalam keadaan tertentu akan muncul sebagai akibat kelalaian seseorang dalam mengingat Allah, berpaling dari (mencari) hikmah-Nya, dan mengentengkan perintah dan larangan-Nya. Terkadang was-was juga akan muncul dari setan yang telah mengguncangkan  jiwanya.
Orang yang hatinya bersih dan yakin kepada Allah tidak akan terkena penyakit ini, kecuali bila menderita cacat atau penyakit tertentu. Dari sudut pandang agama, mengingat Allah ibarat benteng kuat dan baju besi yang melindungi manusia dari berbagai macam bahaya, seperti penyakit kejiwaan. Sebagaimana, kita juga dapat menjadikannya sebagai pijakan dalam proses pengobatannya. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa was-was bisa muncul sebagai akibat perbuatan haram dan mungkar, sebaliknya mencari perlindungan Allah dapat mencegah seseorang dari dampak negatifnya.
3.       Gejolak Hati 
         Terkadang was-was muncul dalam keadaan tertentu lantaran kegalauan hati yang sangat keras akan hal-hal yang spele dan remeh. Ketika ia tidak mendapatkan sesuatu yang dapat menyibukkan dirinya, ia akan memikirkan problem dan khayalan sia-sia, sehingga sering kali hal itu menyeretnya kedalam kubangan was-was.
Sebagian orang berkeyakinan bahwa pemikiran yang disertai perasaan was-was sebenarnya merupakan sejenis kegelisahan yang timbul dari penyakit kejiwaan yang dapat disembuhkan dengan mudah.
4.       Rasa Takut dan Malu
Mungkin sifat malu merupakan salah satu diantara faktor penyebab was-was, sebab seorang pemalu adalah orang yang takut berdiam diri dan inilah yang mengharuskan kita membahas tentang sebab-sebabnya pada anak-anak.
Karena itu, mereka yang pada masa kecilnya telah mendapatkan pelecehan dan perlakuan keras, pada masa dewasanya tidak akan mampu menghadapi problem yang sangat besar dan menyelesaikannya secara benar. Ini menunjukkan bahwa seorang pemalu akan berusaha dengan berbagai macam cara untuk melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya agar tidak menjadi bahan penilaian dan cemoohan orang lain. Inilah yang mendorongnya melakukan pekerjaan secara berulang agar dapat menyelesaikannya sebaik mungkin, yang pada akhirnya menjerumuskannya kedalam was-was.
5.       Tidak Merasa Aman 
      Dalam keadaan tertentu, perasaan tidak aman merupakan faktor penyebab terjadinya was-was. Dengan kata lain, sebagian orang akan menderita was-was lantaran dirinya merasakan tidak adanya keamanan. Terkadang, perasaan semacam ini merupakan akibat dari lemahnya kepribadian dan tidak adanya kemampuan dalam mengendalikan   diri.
Tidak diragukan lagi bahwa benturan kejiwaan yang datang secara tiba-tiba pada diri seseorang akan mendorong munculnya perasaan tidak aman dalam diri, yang kemudian akan menyebabkan tertimpa was-was. Sebagaimana, tekanan jiwa akan menghilangkan perasaan aman dalam pikiran seseorang. Ini juga merupakan penyebab lemahnya kepribadian dan menjadikannya sebagai sasaran empuk bagi penyakit was-was.
6.       Jiwa yang Lemah 
         Kelemahan jiwa dalam diri seseorang dapat mencapai suatu taraf dimana ia sendiri kehilangan kekuatan untuk mengendalikannya, sehingga kita mendapatinya dengan terpaksa menyerah dihadapan kejadian-kejadian yang dialaminya. Ketika ia menampakkan keinginan agar seluruh pekerjaannya sebanding dengan orang yang lebih utama darinya, maka perasaan ini akan berubah kedalam bentuk perasaan lemah.
7.       Panik
Panik adalah sebuah perasaan dari ketakutan dan kecemasan. Panik merupakan ketakutan dan kecemasan yang terjadi secara mendadak dari sebuah peristiwa yang terjadi. Rasa panik dapat menyebabkan seseorang menjadi gelisah. Dengan adanya rasa panik otomatis timbulnya perasaan tidak tenang dan mengakibatkan seseorang menjadi gelisah.
8.       Kesulitan ekonomi 
         Kesulitan ekonomi merupakan kesulitan yang dialami ketika seseorang merasakan kondisi sulit dalam kehidupan ekonomi. Seperti hal nya tidak mempunyai uang atau kelangkaan dalam suatu barang pemuas kebutuhan. Dengan adanya kesulitan ekonomi, ada beberapa orang yang merasa terdesak dan gelisah untuk berfikir bagaimana caranya agar bisa menyelesaikan kesulitan ekonomi tersebut.
9.       Persiapan yang tidak matang 
         Segala sesuatu kegiatan yang dilakukan, harus dengan persiapan yang matang. Apabila kita akan melakukan sesuatu  tetapi  belum ada persiapan yang matang, maka dapat terjadi kegelisahan. Contoh nya seperti dalam menghadapi ujian, tetapi  belum ada persiapan yang matang dalam menjalani ujian tersebut, maka kemungkinan perasaan gelisah akan timbul.
10.    Kemasyarakatan 
        Terkadang, dalam beberapa keadaan, was-was diakibatkan oleh faktor sosial dimana kita dapat melihat sebagian gejalanya ketika seseorang melakukan suatu perbuatan yang sama dengan orang lain dan selalu mengikutinya. Namun kasus ini berbeda dengan dimana anak-anak mewarisinya dari ayah atau ibunya. Dengan kata lain, mengikuti perilaku orang lain dan taklid terhadap kelakuan mereka yang salah serta berteman dengan segala penderita penyakit tersebut akan menyebabkan terjadinya kontradiksi yang dibencinya dan membantu proses transfer penyakit tersebut dari satu orang kepada orang lain.

3.  Keterasingan
Keterasingan berasal dari kata terasing dan kata itu adalah dari kata dasar  asing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal orang. Sehingga  kata  terasing  berarti, tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain atau terpencil. Jadi kata keterasingan berarti  hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan,terpencil  atau terpisah  dari  yang  lain.
Terasing  atau  keterasingan  adalah  bagian  hidup  manusia.  Sebentar  atau  lama orang pernah mengalami  hidup  dalam  keterasingan,  sudah  tentu  dengan  sebab  dan  kadar  yang berbeda  satu  sama lain.
Yang menyebabkan orang berada dalam keterasingan itu ialah perilakunya  yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat, atau kekurangan  yang ada pada diri  seseorang, sehingga ia tidak dapat atau sulit menyesuaikan  diri dalam  masyarakat.
Perilaku yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan itu selalu menimbulkan keonaran dalam masyarakat, sifatnya bertentangan dengan atau  menyentuh nilai-nilai kemanusiaan. Hal itu akan merugikan harta, nama baik,  martabat, harga  diri  orang  lain. Karena  itu orang  yang berbuat  itu dibenci  oleh masyarakat dan berada dalam keterasingan.
Keterasingan dalam hal ini sifatnya dapat dipaksakan oleh anggota masyarakat,  ataupun oleh institusi yang diciptakan  oleh masyarakat  kepada si pelaku. Maksudnya supaya si pelaku ini tidak merugikan orang lain lagi atau membuat gelisah orang lain dan si pelaku  dapat menjadi  sadar, sehingga dapat memperbaiki perilakunya yang bertentangan dengan nilai-nilai kemasyarakatan itu. Kesadaran itu mungkin dapat terjadi apabila orang itu  terasing  yang membuat  ia gelisah.
Keterasingan yang dipaksakan oleh manusia lain dalam masyarakat  misalnya, tidak simpati, tidak mau berurusan, tidak mau mendekati, tidak mempedulikan, memboikot, bahkan mengisolasi si pelaku. Apabila dengan   perilaku masyarakat ini masih  tidak mempan menyadarkan si pelaku itu, maka keterasingan itu dapat dipaksakan oleh istitusi yang diciptakan masyarakat  misalnya pengadilan.
Orang yang bersikap angkuh, sombong, besar kepala, tidak menghormati   orang lain selalu akan tersisih dari pergaulan masyarakat,karena perilaku  semacam ini tidak disenangi dan dibenci oleh masyarakat.
Kekurangan yang ada pada diri seseorang juga dapat membuat  keterasingan. Dalam hal ini bukan masyarakat yang membuat orang itu terasing.  melainkan dirinya sendiri karena ketidakmampuan atau karena membuat   kesalahan. Ketidakmampuan atau kesalahan ini berpengaruh pada nama baik   atau harga diri atau martabat orang yang bersangkutan. Ketidakmampuan disini   meliputi kekurangan ilmu pengetahuan yang dimiliki ataupun ketidakmampuan   fisik. Kurangnya ilmu pengetahuan ini disebabkan taraf pendidikannya yang belum sampai pada taraf tertentu yang dihadapinya  sekarang.  Dengan  demikian  orang yang bersangkutan tidak dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat   ilmiah yang  dihadapinya, Karena  itu ia merasa  gelisah dan terasing.

4.  Kesepian
Kesepian adalah keadaan emosi dan kognitif yang tidak bahagia yang diakibatkan oleh hasrat akan hubungan akrab tetapi tidak dapat mencapainya. Individu yang tidak menginginkan teman bukan orang yang kesepian, tetapi seseorang yang menginginkan teman dan tidak memilikinyalah orang yang kesepian. Kesepian adalah pengalaman subjektif.
Kesepian juga dideskripsikan sebagai kesakitan sosial atau suatu mekanisme psikologis untuk memperingatkan seorang individu atas isolasi yang tidak diinginkan dan memotivasinya untuk mencari hubungan sosial.
Sebagai makhluk sosial, rasanya tidak ada orang yang ingin kesepian, tanpa punya sahabat tempat berbagi perasaan atau juga tidak punya keterikatan emosional dengan pasangan. Orang-orang yang kesepian cenderung menilai dirinya sebagai orang yang tidak berharga dan tidak dicintai. Akhirnya ia pun tidak nyaman berada di lingkungan mana pun.
Selain mendatangkan penyakit, kesepian yang dirasakan seseorang juga bisa membuatnya kedinginan dan mudah terserang flu. Menurut peneliti dari Universitas Toronto, Kanada, orang-orang yang merasa dirinya terasing sering merasa kedinginan di sebuah ruangan bila dibandingkan dengan orang yang bahagia.
  • Penyebab Kesepian
Ada empat penyebab dasar dari kesepian, diantaranya :
1.  Penyebab pertama adalah transisi kehidupan. Transisi yang menyebabkan perubahan sehingga kita merasa kesepian. Menjadi tua kemudian ditinggalkan anak dapat menciptakan kesepian dalam hidup. Berganti pekerjaan, sakit keras, pensiun, dapat menimbulkan kesepian. Setiap pengalaman baru yang kita hadapi dapat menimbulkan kesepian. Yang membuatnya lebih buruk, kita cenderung mengisolasikan orang-orang yang sedang sekarat.
2.   Penyebab kedua adalah keterpisahan. Ketika kita diisolasi dalam pengertian terpisah dari teman-teman dekat, terpisah dari keluarga anda (dikarenakan karier, praktek kuliah, wajib militer, atau alasan lainnya)  itu dapat menyebabkan kesepian.  Apalagi mereka yang sulit diakses oleh alat komunikasi apapun. Sungguh mereka akan bisa merasakan kesepian. Keterpisahan lainnya adalah perceraian/putus hubungan. Ini juga penyumbang besar masalah kesepian dalam masyarakat.
3. Penyebab ketiga adalah direndahkan/dipermalukan. Dalam dunia pekerjaan, dunia pendidikan atau dalam relasi sosial dengan orang lain, bila mendapatkan ucapan yang merendahkan atau dipermalukan di depan umum akan menimbulkan rasa kesepian yang dalam. Kita merasa diserang dan kita merasa sendirian karena tidak ada yang membela. Melewati pengalaman seperti ini menimbulkan perasaan kesepian yang menyakitkan.
Godaan terbesar dari orang yang merasakan kesepian dalam kondisi ini adalah menarik diri dan membangun tembok anda sendiri. Tetapi, justru dengan melakukan hal ini hanya akan membuat orang ini semakin kesepian.
4.     Penyebab keempat dari kesepian adalah penolakan.  Kita merasa sakit hati, tidak dianggap, tidak berguna, tidak bisa diandalkan, tidak dicintai dan lain sebagainya.
Perasaan ini bila tidak diatasi dengan baik, akhirnya dapat disalah mengerti oleh diri kita sendiri dan membuat kita merasa kesepian yang sangat. Itulah sebabnya orang yang merasakan kesepian karena penolakan sulit untuk ditangani. Karena dia sendiri sudah men-stigma dan men-diskriminasikan dirinya sendiri.

5.  Ketidakpastian
Ketidakpastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, tanpa  arah yang jelas, tanpa asal-usul yang jelas. ltu semua adalah akibat pikirannya tidak dapat konsentrasi. Ketidakkonsentrasian  disebabkan  oleh berbagai sebab, yang jelas pikirannya kacau. Ketidakpastian adalah sebutan yang digunakan dengan berbagai cara di sejumlah bidang, termasuk filosofi, fisika, statistika, ekonomika, keuangan, asuransi, psikologi, sosiologi, teknik, dan ilmu pengetahuan informasi. Ketidakpastian berlaku pada perkiraan masa depan hingga pengukuran fisik yang sudah ada atau yang belum diketahui. 
  • Penyebab ketidakpastian
Orang yang pikirannya terganggu tidak dapat lagi berpikir secara teratur, apalagi mengambil kesimpulan. Dalam berpikir manusia selalu menerima rangsang-rangsang lain, sehingga jalan pikirannya menjadi kacau oleh rangsang-rangsang baru. Kalau ia dapat berpikir baik akan memakan waktu yang cukup lama dan sukar. Mereka menampakkan tanda-tanda obsesi, phobia, delusi, gerakan-gerakan gemetar,kehilangan pengertian,kehilangan kemampuan untuk menangkap sesuatu.
Beberapa sebab orang tak dapat berpikir dengan pasti ialah :
1.      Obsesi
Obsesi merupakan gejala neurosa jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang terus menerus, biasanya tentang hal-hal yang tak menyenangkan, atau sebab-sebabnya tak diketahui oleh penderita. Misalnya selalu berpikir ada orang yang ingin menjatuhkan dia.
2.      Phobia
Phobia adalah rasa ketakutan yang tak terkendali, tidak normal, kepada sesuatu hal atau kejadian tanpa diketahui sebab-sebabnya.
3.      Kompulasi
Kompulasi adalah adanya keragu-raguan tentang apa yang telah dikerjakan, sehingga ada dorongan yang tak disadari melakukan perbuatan yang serupa berkali-kali.
4.      Histeria
Histeria adalah neorosa jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental, kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri, sugesti dari sikap orang lain.
5.      Delusi
Menunjukkan pikiran yang tidak beres, karena berdasarkan  suatu  keyakinan   palsu. Tidak dapat memakai akal sehat, tidak ada dasar kenyataan dan tidak sesuai dengan pengalaman. Delusi  ini ada tiga macam,  yaitu  :
a.        Delusi persekusi, yaitu menganggap keadaan sekitamya jelek.  Seseorang yang mengalamibdelusi persekusi tidak mau mengenal  tetangga kiri kanan karena menganggap jelek.
b.       Delusi keagungan, yaitu menganggap dirinya orang penting dan besar.  Orang seperti itu biasanya gila honnat. Menganggap orang-orang  disekitamya sebagai orang-orang tidak penting.  Akhimya  semua  orang  menjauhi  juga.
c.        Delusi melancholis, yaitu merasa dirinya bersalah, hina, dan berdosa.   Hal ini dapat mengakibatkan buyuten atau dikenal dengan nama delirium trements, hilangnya kesadaran dan menyebabkan  otot-otot  tak terkuasa lagi.
6.      Halusinasi
Khayalan  yang terjadi tanpa rangsangan  pancaindera.  Dengan  sugesti diri orang dapat juga berhalusinasi.  Halusinasi  buatan, misalnya dapat dialami oleh orang mabuk atau pemakai obat bius. Kadang-kadang  karena halusinasi orang merasa mendapat  tekanan-tekanan  terhadap dorongan-dorongan dasarnya, sehingga dengan timbulnya halusinasi dorongan-dorongan itu menemukan sasarannya. Ini nampak dalam perbuatan  perbuatan  penderita. (penderita  itu dapat  menyadari  perbuatan  itu, tetapi  tidak dapat  menahan  rangsang  khayalan  sendiri)
7.      Keadaan Emosi
Dalam keadaan tertentu seseorang sangat berpengaruh oleh emosinya. lni nampak pada keseluruhan pribadinya, misalnya gangguan pada nafsu makan, pusing-pusing, muka merah, nadi cepat, keringat, tekanan darah tinggi/lemah. Sikapnya dapat apatis atau terlalu gembira dengan gerakan  lari-larian, nyanyian, ketawa atau berbicara. Sikap ini dapat pula berupa  kesedihan menekan, tidak bernafsu, tidak bersemangat, gelisah, resah, suka mengeluh, tidak mau berbicara, diam seribu bahasa, termenung,   menyendiri.

6.  Usaha-usaha dalam Menghadapi Kegelisahan dan Ketidakpastian
Biasanya, apa yang membuat kita resah adalah apa-apa yang belum terjadi, dan apa yang belum atau tidak kita miliki.nah dari situ lah kita merasakan kegelisahan dan ketidakpastian. Dihantui rasa takut, hati dan fikiran tidak tenang bahkan membuat kita menjadi kacau.
Manusia mengalami kegelisahan dan ketidakpastian merupakan suatu hal yang wajar. Saya pun demikian. Tetapi setiap orang memiliki cara masing-masing untuk mengatasi kegelisahan yang dihadapinya tersebut.
Apasih yang membuat kita gelisah?? Biasanya karna memikirkan hal-hal yang belum terjadi dan tidak pasti dimasa yang akan datang. Jangan gunakan ketidakpastian untuk menakut-nakuti diri. Jadikan ketidakpastian sebagai alasan kuat untuk mempersiapkan diri. Biasanya untuk mengurangi ketidakpastian di masa depan adalah dengan merancang masa depan kita sendiri dan lalu berikhtiar serta berusaha  agar rencana itu berhasil. Bersikap tenang juga dapat mengurangi kegelisahan, karena menurut saya jika kita tenang maka hati, jiwa dan pikiran kita juga tentram. Lalu intropeksi diri sendiri, dengan intropeksi diri sendiri maka kita akan tau dimana letak kekurangan kita, sehingga dapat kita perbaiki menjadi lebih baik lagi di masa datang nanti.
Kemudian hal yang paling utama untuk mengatasi kegelisahan atau ketidakpastian adalah shalat atau ibadah kepada sang maha pencipta, karena shalat merupakan suatu saat dimana kita melakukan komunikasi secara langsung kepada Allah SWT. Pada saat itulah saat yang paling tepat untuk kita bercerita atau curhat atas apa yang kita takutkan atau kita resahkan di masa datang. Selain shalat, kita juga harus bersyukur atas segala karunia-Nya, berzikir, dan yakin akan pertolongan Allah kepada kita dimasa depan.
Teruslah Berdoa kepada Allah,  Ya Allah ya Tuhanku, aku berlindung kepadaMu Yang Maha Pemurah dari kegelisahan, ketakutan, ketidakpastian, dan kesedihan hati atas apa-apa yang aku miliki dan yang tidak aku miliki. Atas apa-apa yang aku ketahui dan tidak  aku ketahui di masa depan ku kelak. Aku berlindung pada diriMu Yang Maha Penyayang dari segala kelemahan dan kemalasan dalam mencapai kebaikan dalam kehidupan ini. Aku berserah diri kepadaMu atas apa yang telah Engkau tentukan untukku dan untuk kita semua di masa depan nanti. Amin ya robal alamin...

...Thank You...


Sumber dan Referensi: