Manusia dan Cinta kasih
1.
Pengertian
Cinta Kasih
Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan
ketertarikan pribadi yang berupa perasaan yang positif dan diberikan pada
manusia atau benda lainnya. Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik
yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat
lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia
terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, kasih sayang,
membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apa pun yang
diinginkan objek tersebut.
Berikut
ini pengertian cinta yang pernah diungkapkan oleh para ahli:
- Menurut Rabi’ah Al-‘Adawiyah: cinta adalah ungkapan kerinduan dan gambaran perasaan yang terdalam. Siapa yang merasakannya, niscaya akan mengenalinya. Namun, siapa yang mencoba untuk menyifatinya, pasti akan gagal.
- Menurut Jalaluddin Rumi: cinta adalah sumber segala sesuatu. Dunia dan kehidupan muncul karena kekuatan yang bernama cinta. Cinta adalah inti dari segala bentuk kehidupan di dunia.
- Menurut Kahlil Gibran: cinta adalah satu-satunya kebebesan di dunia karena cinta itu membangkitkan semangat hukum-hukum kemanusiaan dan gejala-gejala alami pun tak bisa mengubah perjalannya. Cinta ibarat seekor burung yang cantik, meminta untuk ditangkap tapi menolak untuk disakiti.
- Menurut Mahmud bin Asy-Syarif: cinta adalah sebuah kerinduan yang tidak berujung, sebuah rasa kangen yang meletup-letup, dan sebuah kegilaan yang tidak berkesudahan.
- Menurut Ibnul Qayyim al-Jauziah: cinta adalah luapan hati dan gejolaknya saat dirundung keinginan untuk bertemu dengan sang kekasih.
Kata
kasih artinya perasaan sayang atau cinta atau menaruh belas kasihan. Arti cinta
dan kasih hampir bersamaan, sehinga kata kasih memperkuat rasa cinta. Karena
itu cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka kepada seseorang yang
disertai dengan menaruh belas kasih.
Meskipun
cinta kasih mengandung arti hampir bersamaan, namun terdapat perbedaan. Cinta
lebih mengandung pengertian mendalamnya rasa, sedangkan kasih lebih keluarnya, dengan
kata lain bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan
secara nyata.
Cinta
memegang peranan yang penting dalam kehidupan manusia, sebab cinta merupakan
landasan dalam kehidupan perkawinan, pembentukan keluarga dan pemeliharaan
anak, hubungan yang erat di masyarakat dan hubungan manusiawi yang akrab.
Demikian pula cinta adalah pengikat yang kokoh antara manusia dengan Tuhannya
sehingga manusia menyembah Tuhan dengan ikhlas, mengikuti perintah-Nya, dan
berpegang teguh pada syariat-Nya.
2.
3
Unsur Tentang Cinta
Dr sarlito w sarwono mengemukakan bahwa
cinta memiliki 3 unsur yaitu:
1. Keterikatan
Ketertarikan
adalah adanya perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas
untuk dia,
tidak mau pergi dengan orang lain kecuali dengan dia, ada uang sedikit
beli hadiah untuk dia.
2. Keintiman
Keintiman yaitu adanya kebiasaan dan
tingkah laku yang menunjukkan bahwa antara anda dengan dia sudah tidak ada
jarak lagi panggilan formal seperti bapak, ibu saudara digantikan dengan
sekedar memanggil nama atau sebutan sayang dan sebagainya.
3. Kemesraan
Kemesraan yaituvadanya rasa ingin
membelai dan dibelai, rasa kangen dan rindu jika jauh atau lama tidak bertemu,
selain itu adanya ungkapan-ungkapan rasa sayang dan seterusnya.
3.
3
Tingkatan Cinta
Cinta memiliki 3 tingkatan,
diantaranya yaitu:
1.
Cinta atas dasar harapan mendapat sesuatu
Yaitu ketika seorang yang mencintai
kekasihnya karena menginginkan sesuatu dari kekasihnya itu. Dan sesuatu yang
diinginkannya itu biasanya berujud materi.Cinta seperti ini adalah tingkatan
cinta yang paling rendah. Jika keinginannya tidak terpenuhi maka kadar cinta
pecinta golongan ini sontak turun tajam. Bahkan kemudian hatinya terisi oleh
bibit-bibit kejengkelan, kebencian dan kemarahan. Sehingga bila akumulasi
harapan-harapannya yang tak terpenuhi itu sudah sedemikian besar, seringkali
berujung pada perselisihan, bahkan perpisahan.
2. Cinta
atas dasar mengharap ridho kekasih
Cinta seperti ini
lebih tinggi tingkatannya dari yang pertama. Yaitu mencintai kekasih karena
semata mengharap ridhonya. Orang yang memiliki cinta tingkat kedua ini akan
melakukan apapun secara sukarela dengan tujuan agar kekasih mendapatkan
kebahagiaan.
3. Cinta
atas dasar mengharap Ridho Allah sekaligus ridho kekasih
Inilah tingkatan cinta tertinggi dan cinta
sejati. Pada cinta jenis kedua (mengharap ridho kekasih), adakalanya orang
tersebut melakukan sesuatu dengan tulus namun apa yang dilakukannya itu tidak
diridhoi oleh Allah, Sang Pencipta Cinta. Artinya apa yang dilakukannya itu
menyimpang dari aturan-aturan agama. Jika demikian adanya, maka dia dan
kekasihnya tidak akan merasakan kebahagiaan sejati. Yang menjamin kebahagiaan
adalah cinta jenis ketiga, yakni cinta tulus mengharap Ridho Allah sekaligus
kekasih. Jadi apa yang dilakukan haruslah sesuai dengan jalur pencarian
ridhoNya terlebih dulu, baru ridho kekasihnya.
4.
Cinta
Menurut Ajaran Agama Islam
Ada yang berpendapat
bahwa etika cinta dapat dipahami dengan mudah tanpa dikaitkan dengan agama,
tetapi dalam kenyataan hidup manusia masih mendambakan tegaknya cinta dalam
kehidupan ini. Disatu pihak lain dalam praktik kehidupan cinta sebagai dasar
kehidupan jauh dari kenyataan. Atas dasar ini, agama memberikan ajaran cinta
kepada manusia. Dalam kehidupan manusia, cinta menempatkan diri dalam berbagai
bentuk. Terkadang seseorang mencintai dirinya sendiri atau mencintai orang lain
atau juga istri dan anaknya, bahkan hartanya dan yang paling utama adalah cinta
kepada Allah dan Rasulnya.
1. Cinta
Diri
Cinta
diri erat kaitanya dengan dorongan menjaga diri. Manusia senang untuk tetap
hidup, mengembangkan potensi dirinya, dan mengaktualisasikan diri. Diantara
gejala yang menunjukan kecintaan manusia terhadap harta, yang dapat
merealisasikan semua keinginanya dan memudahkan baginya segala sarana untuk
mencapai kesenangan dan kemewahan hidup (QS,al-“Adiyat,100:8), Namun hedaknya
cinta manusia pada dirinya tidak lah terlalu berlebih-lebihan dan melewati
batas. Sepatutnya cinta pada diri sendiri ini diimbangi dengan cinta pada orang
lain dan cinta berbuat kebajikan kepada mereka.
2. Cinta
Kepada Sesama Manusia
Agar
manusia dapat hidup dengan penuh keserasian dan keharmonisan dengan manusia
lainya, maka dari itu manusia harus membatasi cintanya pada diri sendiri dan
egoismenya. Hendaknya ia menyeimbangkan cintanya itu dengan cinta dan kasih
sayang pada orang-orang lain. Al-Qur’an juga menyeru kepada orang-orang yang
beriman agar saling mencintai seperti cinta mereka pada diri mereka sendiri.
Dalam seruan itu sesungguhnya terkandung pengarahan kepada para mukmin agar
tidak berlebih-lebihan dalam mencintai diri sendiri.
3. Cinta
Seksual
Cinta
erat kaitanya dengan dorongan seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam
melestarikan kasih sayang, keserasian, dan kerja sama antar suami dan istri. Ia
merupakan faktor primer bagi kelangsungan hidup keluarga.
“Dan
di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri
dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan
dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi yang berpikir(QS, Ar-Rum, 30:21).
4. Cinta
Kebapakan
Mengingat
bahwa antara ayah dengan anak-anaknya tidak terjalin oleh ikatan-ikatan
fisiologis seperti yang menghubungkan si ibu dengan anak-anaknya.
Cinta
kebapakan dalam Al-Qur’an diisyratkan dalam kisah Nabi Nuh As. Betapa cintanya
ia kepada anaknya, tampak jelas ketika ia memanggilnya dengan rasa penuh cinta,
kasih sayang, dan belas kasihan untuk naik ke perahu agar tidak tenggelam
ditelan ombak.
5. Cinta
Kepada Allah
Puncak
cinta manusia yang paling bening, jernih dan spritual ialah cintanya kepada
allah dan kerinduanya kepada-Nya. Tidak hanya dalam shalat, pujian, dan doanya
saja, cinta yang iklas seorang manusia kepada Allah akan membuat cinta itu
menjadi kekuatan pendorong yang mengarahkanya dalam kehidupanya dan menundukan
semua bentuk kecintaan lainya. Sebab dalam pandangannya semua wujud yang ada
sekelilingnya mempunyai manifestasi dari tuhanya yang membangkitkan
kerinduan-kerinduan spritualnya dan harapan kalbunya.
6. Cinta
Kepada Rasul
Cinta
kepada rosul yang diutus Allah sebagai rahmah bagi seluruh alam semesta, menduduki
peringkat ke dua setelah cinta kepada Allah. Ini dikarenakan Rosul merupakan
ideal sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagi
sifat luhur lainya.
Dalam
ajaran agama Islam, terutama yang di jelaskan dalam Al-Qur’an, cinta memiliki
beberapa pengertian, diantaranya:
1. Cinta
Rahmah, cinta penuh kasih sayang, lembut, rela berkorban dan siap melindungi.
2. Cinta
Mawaddah, cinta yang menggebu-gebu atau cinta yang membara.
3. Cinta
Mail, cinta yang hanya bersifat sementara, sehingga seseorang tersebut ingin
meminta perhatian dari banyak orang hinggal hal-hal lain cenderung kurang
diperhatikan. Contohnya adalah poligami (ketika kita sedang jatuh cinta kepada
yang lebih muda, yang tua (lama) tidak diperhatikan lagi).
4. Cinta
Shobwah, cinta yang mendorong perilaku menyimpang tanpa sanggup mengelak
(secara tidak sadar dia tidak tahu apa yang telah ia perbuat). Cinta jenis ini
sering dikatakan cinta buta.
5. Cinta
Kulfah, perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidik kepada hal-hal yang
positif, meski itu sulit untuk dijalani.
5.
Bentuk-bentuk Cinta
Berdasarkan
“Triangular Theory of Love” disebutkan beberapa bentuk-bentuk (wajah) cinta,
yaitu :
- Menyukai (liking) atau pertemanan karib (friendship), yang cuma memiliki elemen intimacy. Dalam jenis ini, seseorang merasakan keterikatan, kehangatan, dan kedekatan dengan orang lain tanpa adanya perasaan gairah/nafsu yang menggebu atau komitmen jangka panjang.
- Tergila-gila (infatuation) atau pengidolaan (limerence), hanya memiliki elemen passion. Jenis ini disebut juga Infatuated Love, seringkali orang menggambarkannya sebagai “cinta pada pandangan pertama”. Tanpa adanya elemen intimacy dan commitment, cinta jenis ini mudah berlalu.
- Cinta hampa (empty love), dengan elemen tunggal commitment di dalamnya. Seringkali cinta yang kuat bisa berubah menjadi empty love, yang tertinggal hanyalah commitment tanpa adanya intimacy dan passion. Cinta jenis ini banyak dijumpai pada kultur masyarakat yang terbiasa dengan perjodohan atau pernikahan.
- Cinta romantis (romantic love). Cinta jenis ini memiliki ikatan emosi dan fisik yang kuat (intimacy) melalui dorongan passion.
- Cinta persahabatan sejati (companionate love). Didapatkan pada hubungan yang telah kehilangan passion tetapi masih memiliki perhatian dan intimacy yang dalam serta commitment. Bentuk cinta seperti ini biasanya terjadi antar sahabat yang berlawanan jenis.
- Cinta semu (fatuous love), bercirikan adanya masa pacaran dan pernikahan yang sangat bergelora dan meledak-ledak. Commitment terjadi terutama karena dilandasi oleh passion, tanpa adanya pengaruh intimacy sebagai penyeimbang.
- Cinta sempurna (consummate love), adalah bentuk yang paling lengkap dari cinta. Bentuk cinta ini merupakan jenis hubungan yang paling ideal, banyak orang berjuang untuk mendapatkan, tetapi hanya sedikit yang bisa memperolehnya. Sternberg mengingatkan bahwa memelihara dan mempertahankan cinta jenis ini jauh lebih sulit daripada ketika meraihnya.
- Non Love, adalah suatu hubungan yang tidak terdapat satupun dari ketiga unsur tersebut. hanya ada interaksi namun tidak ada gairah, komitmen, ataupun rasa suka.
Selain
bentuknya, cinta juga dapat diungkapan, cinta mungkin digunakan untuk meluapkan
perasaan seperti berikut:
·
Perasaan terhadap keluarga
·
Perasaan terhadap teman-teman, atau philia
·
Perasaan yang romantis atau juga disebut
asmara
·
Perasaan yang hanya merupakan kemauan, keinginan
hawa nafsu, atau cinta eros
·
Perasaan sesama atau juga disebut kasih
sayang atau agape
·
Perasaan tentang atau terhadap dirinya
sendiri, yang disebut narsisisme
·
Perasaan terhadap sebuah konsep tertentu
·
Perasaan terhadap negaranya atau patriotisme
·
Perasaan terhadap bangsa atau nasionalisme
6. Tentang Kasih Sayang
Kasih
sayang adalah suatu sikap saling menghormati dan mengasihi semua ciptaan Tuhan
baik mahluk hidup maupun benda mati seperti menyayangi diri sendiri
berlandaskan hati nurani yang luhur. Kita sebagai warga negara yang baik sudah
sepatutnya untuk terus memupuk rasa kasih sayang terhadap orang lain tanpa
membedakan saudara, suku, ras, golongan, warna kulit, kedudukan sosial, jenis
kelamin, dan usia.
Kasih
sayang mengajarkan banyak hal terhadap manusia, kasih sayang memberikan
kepekaan bagi kita semua, untuk berbagi kasih terhadap sesama, kasih sayang
yang mampu merubah banyak individu yang umumnya perubahan terjadi kearah yang
lebih baik. Baik itu terhadap sahabat, orang yang kita cintai, atau siapa pun
yang kita lihat.
Makna Kasih
Sayang
Kata
kasih dan sayang itu mengandung pengertian yang sangat luas. Dan yang pasti
setiap insan manusia perlu tahu dan mengerti apa makna kasih sayang yang
sebenarnya, sekaligus memilikinya di dalam sanubari. Seseorang akan terlanda
kekeringan jiwa jika hidup tanpa memiliki kasih maupun sayang. Apapun yang
terjadi, pasti dia akan selalu ingin cintai sekaligus mencintai orang lain.
Dari pertama kali lahir di dunia sampai ajal menjemput. Yang dimaksud dengan
kasih dan sayang di sini bukan sekadar hubungan cinta atau asmara antara
seorang laiki-laki dan perempuan saja. Namun lebih bersifat universal. Sehingga
hal ini bisa terjadi terhadap sahabat, saudara, keluarga dan lain-lain.
Kekuatan
dari Kasih dan Sayang
Tujuan
kasih sayang yaitu untuk menciptakan kehidupan damai di dunia agar selalu
diliputi dengan ketentraman. Untuk itulah setiap orang perlu mengerti makna
kasih sayang agar bisa saling menghargai kepribadian dari orang lain, meski dia
punya perbedaan dengan kita.
Menciptakan
Rasa Kasih dan Sayang Dalam Keluarga
Agar di dalam suatu keluarga bisa
tercipta rasa saling sayang dan mengasihi, maka masing-masing anggota keluarga
harus selalu berusaha menciptakan kebahagiaan bagi anggota keluarga yang lain.
Ibu memberi rasa sayang pada bapak dan anaknya, kemudian bapak mencurahkan
semua perhatian pada istri dan keturunannya. Sedangkan anak bisa memberikan
rasa cinta dan hormatnya pada kedua orang tuanya.
7.
Tentang
Kemesraan
Kemesraan berasal dari kata dasar mesra, yang artinya
perasaan simpati yang akrab. Kemesraan ialah hubungan yang akrab baik antara
pria dan wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga.
Secara istilah, kemesraan dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana kita
memiliki hubungan yang sangat erat kepada seseorang, dan kita merasa sangat
nyaman bila di dekatnya. Kemesraan pada dasarnya merupakan perwujudan dari
cinta dan kasih sayang yang mendalam. Cinta yang berlanjut menimbulkan pengertian
mesra atau kemesraan. Kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas dan dapat
menciptakan berbagai bentuk seni sesuai dengan kemampuan bakatnya.
Tingkatan
kemesraan dapat dibedakan berdasarkan umur, yaitu:
- Kemesraan dalam Tingkat Remaja, terjadi dalam masa puber atau genetal pubertas yaitu dimana masa remaja memiliki kematangan organ kelamin yang menyebabkan dorongan seksualitasnya kuat.
- Kemesraan dalam Rumah Tangga, terjadi antara pasangan suami istri dalam perkawinan. Biasanya pada tahun-tahun awal perkawinan, kemesraan masih sangat terasa, namun bisa sudah agak lama biasanya semakin berkurang.
- Kemesraan Manusia Usia Lanjut, Kemesraan bagi manusia berbeda dengan pada usia sebelumnya. Pada masa ini diwujudkan dengan jalan – jalan dan sebagainya.
8.
Tentang
Pemujaan
Pemujaan berasal dari
kata puja yang berarti penghormatan atau tempat memuja. Pemujaan adalah dimana
kita memuja atau mengagungkan sesuatu yang kita senangi.
Pada garis besarnya
pengertian pemujaan mencakup dua aspek, yaitu antara yang memuja dan yang
dipuja. Dalam hal puja memuja, dapat
digolongkan menjadi beberapa bagian yakni:
1. Puja
memuja antar sesama manusia
Pada dasarnya manusia memuja manusia
lainnya disebabkan oleh beberapa faktor. Antara lain pemujaan yang berkaitan
dengan perasaan jatuh cinta hingga menyebabkan terjadi perubahan sikap,
perilaku, tutur kata, dan hal-hal yang menimbulkan perubahan itu sebagaimana
layaknya jatuh cinta.
2. Manusia
memuja alam
Alam dipuja oleh manusia dengan maksud
agar alam bersikap ramah dan bersahabat. Alam ditempatkan sebagai suatu bagian
dengan diri manusia. Alam yang memiliki dua kekuatan kesejaga dan (siang dan
malam) juga memiliki empat potensi alamiah (tanah, air, api, dan angin)
eksistensinya dijabarkan kedalam satu metafora simbolis yang terwakilkan di dalam
diri manusia.
3. Manusia
memuja benda
Pada hakekatnya benda (materi) sangat di
butuhkan dalam kehidupan manusia, sepanjang benda itu bukan merupakan tujuan
akhir. Pemujaan manusia terhadap benda secara berlebihan pasti akan mengundang
kamelut. Karena benda beralih fungsi dari peranannya sebagai alat perpaduan
hidup berubah menjadi sesuatu yang dipuja dan dipertuhankan selama masih mampu
untuk mengakumulirnya.
4. Manusia
memuja dewa
Hal ini termasuk dalam lingkup keyakinan
berkepercayaan (khususnya agama-agama samawi). Namun demikian keyakinan
berkepercayaan seperti itu tak perlu diganggu gugat, bahkan sebaliknya harus di
hargai karena keyakinan berkepercayaan sebagaimana di maksud adalah milik orang
lain.
5. Manusia
memuja Tuhan Yang Maha Esa
Pemujaan manusia terhadap Tuhan Yang
Maha Esa pelaksanaannya berbeda-beda sesuai dengan agama yang diyakini oleh
setiap kelompok masyarakat. Dikalangan masyarakat yang beragama islam
khususnya, pemujaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa diatur berdasarkan dengan
syariat yang bersumber dari Al-Qur’an dan diperjelas teknis serta cara
pelaksanaannya melalui hadits Rasulullah. Bahkan dengan kekhususan pemujaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang harus dan semata-mata untuk dipuji hanya
Allah.
9.
Tentang
Belas Kasihan
Belas kasihan, welas
asih, atau kepedulian adalah emosi manusia yang muncul akibat penderitaan orang
lain. Lebih kuat daripada empati, perasaan ini biasanya memunculkan usaha
mengurangi penderitaan orang lain.
Belas kasih adalah
kebajikan di mana kapasitas emosional empati dan simpati untuk penderitaan
orang lain dianggap sebagai bagian dari cinta itu sendiri, dan landasan
keterkaitan sosial yang lebih besar dan humanisme-dasar ke tertinggi
prinsi-prinsip dalam filsafat, masyarakat, dan kepribadian.
Dalam surat Al –Qolam
ayat 4, ” maka manusia menaruh belas kasihan kepada orang lain, karena belas
kasihan adalah perbuatan orang yang berbudi. Sedangkan orang yang berbudi
sangat dipujikan oleh Allah SWT.”
Perbuatan atau sifat
menaruh belas kasihan adalah orang yang berahlak. Manusia mempunyai potensi
untuk berbelas kasihan. Masalahnya sanggupkah ia mengggugah potensi belas
kasihannya itu. Bila orang itu tergugah hatinya maka berarti orang berbudi dan
terpujilah oleh Allah SWT.
Belas Kasih merupakan
sebuah perwujudan dari suatu perasaan yang datang dari lubuk hati yang mendalam
kepada orang lain meskipun orang lain tersebut adalah orang yang asing didalam
hidupnya. Belas kasih bersifat universal yang brarti kepada siapa saja kita
boleh dan mampu menumpahkan belas kasih kita kepada orang yang sesuai mendapatkannya.
Begitu banyak cara yang dapat dilakukan bagi kita untuk
menunujukkan kepedulian kita kepada orang lain. Kita dapat menumpahkan belas
kasih dalam bentuk sebuah materi dan sebuah non materi, belas kasih berupa
materi biasanya berbentuk suatu benda yang dapat membantu dalam kehidupannya
dan belas kasih dalam non materi dapat berupa sebuah jasa atau sebagainya yang
membantunya kearah yang lebih baik.
Intinya belas
kasih memiliki definisi dan penerapan yang luas, sekarang tinggal kita yang
mengamalkan dari sebuah kata belas kasih itu. Apakah kita mampu memberikan
suatu hal yang bermanfaat bagi orang lain sehingga apa yang kita lakukan itu
menjadi sebuah tinta emas yang pernah kita lakukan dan memberikan belas kasihnya
kepada siapa saja yang membutuhkan jasa kita.
10. Tentang Cinta Erotis
Cinta erotis adalah
kehausan akan penyatuan sempurna akan penyatuan dengan yang lainnya. Keinginan
untuk bersatu dan berteman dengan lawan jenis, untuk menghilangkan sepi atau
untuk menenangkan suatu naluri seksual. Cinta kasih dapat merangsang keinginan
untuk bersatu secara seksual. Namun apabila penyatuan fisis tadi tidak
dilandasi oleh cinta kasih maka hanya akan membawa pada penyatuan yang bersifat
pesta pora dan sementara saja. Cinta kasih erotis, apabila benar-benar sebuah
cinta sejati, mempunyai satu pendirian yaitu bahwa seseorang sungguh-sungguh
mencintai dan mengasihi dengan jiwanya yang sedalam-dalamnya dan menerima
pribadi lawan jenisnya. Cinta ini terjadi antara dua orang anak manusia
berlainan jenis, yang ingin menyatukan diri mereka untuk mengisi kekosongan
hidup dan sebagai teman hidup dalam mengarungi bahtera kehidupan.
11.
Puisi tentang Cinta
Penantian
Pernah terbayang dari sepi ku melangkah
Tanpa terarah ku menunggu disini
Sempat mendekat sunyi sapa bersahabat
Semua terbungkam di saat hati tlah rapuh
Kini ku tau bayang mu pun pergi
Bersama perginya dirimu dari hati ini
Hampa terasa tanpa ada hati yang terisi
Oleh jiwamu yang dulu pernah mengisi
Tinggal hanyalah mimpimu kian hari tlah
lama membelitku
Kau lemparkan senyum dan bahagia
Hingga malamku terenggut pagi
Dan sang fajar silir berganti
Ku sadari kusendiri kembali sepi
Maafkan semua khilafku
Ketika kau tau ku mulai banyak bicara
tentangmu
Kau pun tau ku rindu
Semua kesepian takkan pernah hilang
hingga kau kembali
Dan semua tentangmu
Kan tersimpan dalam hati yang terdalam
Sumber dan referensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar