Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan
Keterkaitan
antara penduduk, masyarakat, dan kebudayaan merupakan konsep suatu hubungan
yang saling berhubugan satu dengan yang
lain. Antara penduduk dengan masyarakat, dan antara masyarakat dengan
kebudayaan itu sendiri saling mempunyai hubungan-hubungan yang mendasar. Misalnya
hubungan antara penduduk dengan
masyarakat. Pada suatu daerah tertentu, terdapat orang-orang yang bermukim atau
biasa di sebut penduduk yang setiap harinya saling melakukan interaksi sosial,
sehingga dapat disebutkan bahwa mereka hidup sebagai masyarakat. Dengan
menyimpulkan contoh tersebut, kumpulan penduduk yang mendiami suatu wilayah
tertentu dan dalam waktu yang cukup lama dapat disimpulkan sebagai masyarakat
yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu pula. Dalam maksud yaitu penduduk
dalam arti umum, yaitu kelompok manusia atau kelompok orang.
Kemudian
antara masyarakat dan kebudayaan juga mempunyai hubungan yang cukup erat.
Dimana masyarakat sendiri tidak akan bisa hidup tanpa adanya keikutsertaan
aspek-aspek kebudayaan dalam kehidupan mereka. Dan kebudayaan itu sendiri tidak
dapat muncul dan berkembang apabila tidak ada masyarakat di dalamnya. Serta
dengan masyarakat itulah kebudayaan di suatu daerah dapat berkembang. Hubungan
saling membutuhkan inilah yang membuat masyarakat dan kebudayaan saling
berkaitan. Adapun dibawah ini adalah beberapa definisi dan penjelasan lanjut
tentang penduduk, masyakarakat dan kebudayaan, yaitu :
a.
Penduduk : Orang yang mendiami suatu wilayah tertentu dan dalam waktu
tertentu yang cukup lama. Dalam pengertian yang lebih luas, penduduk merupakan
orang atau organisme sejenis baik manusia, hewan, dan tumbuhan yang hidup,
tinggal, dan berkembang biak dalam suatu wilayah tertentu.
b.
Masyarakat : Kelompok individu-individu yang saling melakukan interaksi dalam
kehidupan mereka terutama melakukan interaksi sosial yang berkembang dalam
cakupan wilayah tertentu yang cukup luas. Dalam artian, kehidupan sebagai
makhluk sosial inilah yang menjadikan individu-individu tersebut menjadi
masyarakat.
c.
Kebudayaan : Kebudayaan ini sangat erat kaitannya dengan masyarakat. Menurut
Selo Soemadrjan Soelaiman Soemardi, kebudayaan merupakan sarana hasil karya,
cipta, dan rasa masyarakat. Kebudayaan dalam perwujudannya antara lain
misalnya, perilaku, seni, religi/keyakinan, bahasa, pola berpikir dll.
A.
Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan
penduduk adalah perubahan jumlah penduduk/populasi di suatu wilayah yang bisa
dihitung dari waktu ke waktu menggunakan "per waktu unit" sebagai
ukurannya.
1.
Tabel
Perkembangan penduduk dunia
Perkembangan penduduk dunia tahun
1830 – 2006
Tahun
|
Jumlah
penduduk
|
Perkembangan
pertahun
|
1830
|
1 milyard
|
-
|
1930
|
2
milyard
|
1%
|
1960
|
3 milyard
|
1,7%
|
1975
|
4
milyard
|
2,2%
|
1987
|
5 milyard
|
2%
|
1996
|
6
milyard
|
2%
|
2006
|
7 milyard
|
2%
|
Bisa
kita lihat rata – rata setiap negera penduduknya bisa bertambah hingga 2x
lipatnya. Lalu perkembangan penduduk dunianya bertambah hingga 3x lipatnya. Itu
berarti penduduk dunia sangat pesat pertumbuhannya.
2. Tabel Penggandaan Penduduk Dunia
Tahun
penggandaan
|
Perkiraan
penduduk dunia
|
Waktu
|
800
SM
|
5 juta
|
-
|
1650
tahun
|
500 juta
|
1500
|
1830
tahun
|
1 milyard
|
180
|
1930
tahun
|
2 milyard
|
100
|
1975
tahun
|
4 milyard
|
45
|
Menggunakan
interpolasi linear dari perkiraan UNDESA, populasi dunia telah meningkat dua
kali lipat atau akan dua kali lipat dalam tahun-tahun berikutnya (dengan dua
titik tolak yang berbeda). Perhatikan bagaimana, selama 2 milenium, menggandakan
masing-masing mengambil kira-kira setengah selama dua kali lipat sebelumnya,
pas model pertumbuhan hiperbolik disebutkan di atas. Namun, tidak mungkin bahwa
akan ada penggandaan lain dalam abad ini.
3. Faktor-faktor
Demografi yang Mempengaruhi Pertambahan Penduduk
Berikut ini
adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pertambahan penduduk:
1. Kelahiran (Fertilitas)
Kelahiran
adalah bertambahnya jumlah penduduk di suatu wilayah.Fertilitas Tahunan adalah
pengukuran kelahiran bayi pada tahun tertentu dihubungkan dengan jumlah
penduduk yang mempunyai resiko untuk melahirkan pada tahun tersebut, sementara
Fertilitas Kumulatif adalah pengukuran jumlah rata rata-rata anak yang
dilahirkan oleh seorang perempuan hingga mengakhiri batas usia suburnya.
2. Kematian (Mortalitas)
Kematian adalah hilangnya
tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen. Kematian bersifat mengurangi
jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya angka kematian caranya hampir
sama dengan perhitungan angka kelahiran.
Pengukuran
pertumbuan dan perkembangan penduduk melalui tingkat kematian dibedakan menjadi
3 kategori, yaitu:
- Crude Death Rate (CDR) adalah banyaknya kematian pada tahun tertentu, tiap 1000
- Crude Death Rate (CDR) adalah banyaknya kematian pada tahun tertentu, tiap 1000
penduduk pada pertengahan tahun.
- Age Specific Death Rate (ASDR) adalah jumlah kematian penduduk pd tahun tertentu
- Age Specific Death Rate (ASDR) adalah jumlah kematian penduduk pd tahun tertentu
berdasarkan klasifikasi umur tertentu.
- Infant Mortality Rate (IMR) adalah tingkat kematian bayi
- Infant Mortality Rate (IMR) adalah tingkat kematian bayi
3.
Perpindahan (Migrasi)
Migrasi
dapat dikatakan sebagai faktor terakhir yang mempengaruhi kecepatan pertumbuhan
penduduk suatu daerah adalah Perpindahan (Migrasi) atau Mobilitas Penduduk yang
artinya proses gerak penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lain dalam jangka
waktu tertentu.
4.
Tingkat Kematian Kasar
Angka Kematian Kasar atau Crude
Death Rate adalah angka yang menghitung dan menunjukkan jumlah kematian
penduduk per 1000 penduduk dalam suatu wilayah tertentu pada pertengahan tahun
tertentu. Adapun rumus menghitung angka kematian kasar adalah:
CDR = D/P x K
Ket :
CDR = Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar).
D = Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu
K = Bilangan konstan 1000
CDR = Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar).
D = Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu
K = Bilangan konstan 1000
5. Tingkat Kematian Khusus
Angka Kematian Khusus atau Age
Spesific Death Rate (ASDR) adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian
setiap 1000 penduduk pada golongan umur tententu dalam satu tahun. Adapun rumus
menghitung angka kematian khusus adalah:
ASDRx = Dx/Px x K
Ket :
ASDRx = Angka Kematian khusus umur tertentu (x)
Dx = Jumlah Kematian pada umur tertentu selama satu tahun
Px = Jumlah Penduduk pada umur tertentu
K = Bilangan konstan 1000
ASDRx = Angka Kematian khusus umur tertentu (x)
Dx = Jumlah Kematian pada umur tertentu selama satu tahun
Px = Jumlah Penduduk pada umur tertentu
K = Bilangan konstan 1000
6. Angka Kelahiran
Angka
kelahiran yaitu angka yang menunjukkan rata-rata jumlah bayi yang lahir setiap 1000
penduduk dalam waktu satu tahun.
Ada beberapa cara untuk menghitung besarnya angka kelahiran yaitu:
1. Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth
Rate)
Rumus yang digunakan untuk menghitung yaitu:
Rumus yang digunakan untuk menghitung yaitu:
CBR = B/P x K
Ket :
CBR
= Crude Birth Rate (Angka Kelahiran Kasar)
B = Jumlah kelahiran dalam satu tahun
P = Jumlah seluruh penduduk pada pertengahan tahun
K = Bilangan konstan 1000
B = Jumlah kelahiran dalam satu tahun
P = Jumlah seluruh penduduk pada pertengahan tahun
K = Bilangan konstan 1000
Angka
kelahiran ini disebut kasar karena perhitungannya tidak memperhatikan jenis
kelamin dan umur penduduk, padahal yang dapat melahirkan hanya penduduk wanita.
2. Angka kelahiran menurut kelompok
umur (Age Specific Fertiliy Rate) disingkat ASFR
Rumus yang digunakan untuk menghitung yaitu:
Rumus yang digunakan untuk menghitung yaitu:
ASFRx = Bx/Pfx x k
Ket :
ASFRx = Angka kematian
menurut kelompok umur x
Bx = Jumlah Kelahiran dari wanita pada kelompok umur x
Pfx = Jumlah wanita pada kelompok umur x
K = Bilangan konstan 1000
Bx = Jumlah Kelahiran dari wanita pada kelompok umur x
Pfx = Jumlah wanita pada kelompok umur x
K = Bilangan konstan 1000
X
= Umur wanita kelompok umur tertentu yang umumnya dihitung tiap 5 tahun seperti 15 – 19 tahun, 20 – 24 tahun
dan seterusnya
Dengan
rumus tersebut kita dapat mengetahui kelompok umur mana yang paling banyak
terjadi kelahiran. Perlu diketahui bahwa usia 15 – 49 tahun adalah usia subur
bagi wanita. Pada usia itulah wanita mempunyai kemungkinan untuk dapat
melahirkan anak.
7.
Migrasi
1. Pengertian Migrasi
Perpindahan (Migrasi) atau Mobilitas Penduduk adalah perpindahan
penduduk dari suatu daerah ke daerah lain atau proses gerak penduduk dari suatu
wilayah ke wilayah lain dalam jangka waktu tertentu.
Migrasi terbagi menjadi 2 yaitu
Migrasi Internasional dan Migrasi Nasional.
A. Migrasi Internasional, merupakan perpindahan penduduk dari suatu negara ke
A. Migrasi Internasional, merupakan perpindahan penduduk dari suatu negara ke
negara lain, dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
1.
Imigrasi,
yaitu masuknya penduduk dari suatu negara ke negara lain dengan tujuan menetap.
Orang yang melakukan imigrasi disebut imigran. contoh: Orang asing yang datang
ke Indonesia dan ingin menetap di Indonesia.
2.
Emigrasi,
yaitu keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain. Orang yang melakukan
emigrasi disebut emigran. contoh: Tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar,
misalnya TKI/TKW yang bekerja di Arab.
3.
Remigrasi
atau repatriasi, yaitu kembalinya imigran ke negara asalnya. Contoh: Tenaga
kerja Indonesia yang dipulangkan kembali ke Tanah Air.
B. Migrasi Nasional, adalah perpindahan penduduk di dalam satu Negara, dibedakan
menjadi 4 macam, yaitu:
1. Urbanisasi yaitu perpindahan penduduk dari desa
ke kota. Contoh: orang-orang dari desa ke Jakarta untuk mencari lapangan kerja.
2. Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari
pulau ke pulau. Contoh: perpindahan penduduk dari pulau jawa ke Sumatra.
3. Ruralisasi, yaitu perpindahan penduduk dari
kota ke desa. Contoh: perpindahan penduduk dari kota yang sudah padat seperti
Jakarta ke pedesaan yang masih lenggang.
4. Evakuasi, yaitu perpindahan dari tempat yang
tidak aman ke tempat yang aman. Contoh: perpindahan penduduk yang terancam
terkena dampak dari gunung merapi ke tempat yang lebih aman. Biasanya tempat
itu disebut tempat evakuasi.
3. Proses Migrasi
Proses Migrasi adalah kemampuan
proses pemindahan antar penduduk atau kelompok ke daerah lain. Proses migrasi
dapat dibedakan menjadi 3,yaitu:
1. Proses migrasi dimana imigran
menetap di suatu wilayah. Contoh: Berpindah tempat tinggal dari suatu tempat ke
tempat lain, misal dari Jakarta ke Lampung.
2. Proses migrasi hanya sementara
diwilayah itu sewaktu-waktu imigran dapat kembali lagi ke wilayah tempat
-asalnya. Contoh: Jika seseorang/kelompok berpindah lokasi pekerjaan atau
dipindah tugaskan ke daerah lain. Orang tersebut tidak menetap di daerah
tersebut melainkan hanya sementara saja sampai pekerjaannya selesai.
3. Hanya sekedar berlibur diwilayah
itu. Contoh: Jika seseorang pergi ke Thailand hanya untuk tujuan rekreasi bukan
menetap.
4. Dampak Migrasi Penduduk
Migrasi
penduduk baik internal atau nasional maupun eksternal atau internasional
masing-masing memiliki dampak positif dan negatif terhadap daerah asal maupun
daerah tujuan. Berikut adalah dampak dari Imigrasi:
1. Dampak
Positif dan Negatif Migrasi Internasional antara lain:
Dampak Positif Imigrasi
- Dapat membantu memenuhi kekurangan
tenaga ahli
- Adanya penanaman modal asing yang
dapat mempercepat pembangunan
- Adanya pengenalan ilmu dan
teknologi dapat mempercepat alih teknologi
- Dapat menambah rasa solidaritas
antarbangsa
Dampak Negatif
Imigrasi
- Masuknya budaya asing yang tidak
sesuai dengan kepribadian bangsa
- Imigran yang masuk adakalanya di
antara mereka memiliki tujuan yang kurang baik seperti pengedar narkoba,
bertujuan politik, dan lain-lain.
Dampak Positif Emigrasi
- Dapat menambah devisa bagi negara
terutama dari penukaran mata uang asing
- Dapat mengurangi ketergantungan
tenaga ahli dari luar negeri, terutama orang yang belajar ke luar negeri dan
kembali ke negara asalnya
- Dapat memeperkenalkan kebudayaan
ke bangsa lain
Dampak Negatif
Emigrasi
-
Kekurangan tenaga terampil dan ahli bagi negara yang ditinggalkan
-
Emigran tidak resmi dapat memperburuk citra negaranya.
2. Dampak Positif dan Negatif Migrasi Nasional antara lain :
Dampak Positif Transmigrasi
- Dapat meningkatkan taraf hidup
masyarakat terutama transmigran
- Dapat memenuhi kekurangan tenaga
kerja di daerah tujuan transmigrasi
- Dapat mengurangi pengangguran bagi
daerah yang padat penduduknya
- Dapat meningkatkan produksi
pertanian seperti perluasan perkebunan kelapa sawit, karet, coklat dan
lain-lain
- Dapat mempercepat pemerataan
persebaran penduduk
Dampak Negatif
Transmigrasi
- Adanya kecemburuan sosial antara
masyarakat setempat dengan para transmigran.
- Terbengkalainya tanah pertanian di
daerah trasmigrasi karena transmigran tidak betah dan kembali ke daerah
asalnya.
Dampak Positif
Urbanisasi
-
Dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja di kota
-
Mengurangi jumlah pengangguran di desa
-
Meningkatkan taraf hidup penduduk desa
-
Kesempatan membuka usaha-usaha baru di kota semakin luas
-
Perekonomian di kota semakin berkembang
Dampak Negatif Urbanisasi
- Berkurangnya tenaga terampil dan
terdidik di desa
- Produktivitas pertanian di desa
menurun
- Meningkatnya tindak kriminalitas
di kota
- Meningkatnya pengangguran di kota
- Timbulnya pemukiman kumuh akibat sulitnya
mencari perumahan
- Lalu lintas di kota sangat padat,
sehingga sering menimbulkan kemacetan lalu lintas.
8.
Struktur Penduduk
Struktur
penduduk suatu negara biasanya menggunakan kriteria umur atau berdasarkan umur
untuk struktur negaranya. Struktur penduduk berdasarkan kriteria umur antara
lain:
a. Penduduk muda :
Apabila
suatu bagian negara atau negara itu sebagian penduduknya muda dengan kisaran
umur 0-14 tahun.
b. Penduduk dewasa :
Apabila
suatu bagian negara atau negara itu sebagian penduduknya dewasa dengan kisaran
umur 15-64 tahun.
c. Penduduk tua :
Apabila
suatu bagian negara atau negara itu sebagian penduduknya tua dengan kisaran
umur 65 tahun ke atas.
9.
Bentuk Piramida
- Piramida Penduduk Muda
Piramida ini menggambarkan komposisi penduduk dalam pertumbuhan dan sedang berkembang. - Piramida Stationer
Bentuk piramida ini menggambarkan keadaan penduduk yang tetap (statis) sebab tingkat kematian rendah dan tingkat kelahiran tidak begitu tinggi. - Piramida Penduduk Tua
Bentuk piramida penduduk ini menggambarkan
adanya penurunan tingkat kelahiran yang sangat pesat dan tingkat kematian kecil
sekali.
Macam-macam
Bentuk Piramida Penduduk
Ø Piramida
penduduk muda berbentuk limas
Piramida ini menggambarkan jumlah
penduduk usia muda lebih besar dibanding usia dewasa. Jumlah
angka kelahiran lebih besar daripada jumlah kematian. Contoh
Negara : India, Brazilia, Indonesia.
Ø Piramida penduduk stasioner atau tetap berbentuk granat
Bentuk ini menggambarkan jumlah
penduduk usia muda seimbang dengan usia dewasa. Tingkat kematian rendah dan
tingkat kelahiran tidak begitu tinggi. Contoh Negara
: Swedia, Belanda, Skandinavia.
Ø Piramida penduduk tua berbentuk batu nisan
Piramida bentuk ini menunjukkan
jumlah penduduk usia muda lebih sedikit bila dibandingkan dengan usia
dewasa. Jika angka kelahiran jenis pria besar, maka suatu negara bisa kekurangan
penduduk. Contoh Negara : Jerman, Inggris, Belgia,
Prancis.
10. Rasio Ketergantungan
Rasio
Ketergantungan (Dependency Ratio) adalah
angka perbandingan yang manampilkan beban besar tanggungan dari kelompok usia
produktif yaitu penduduk dewasa dengan kisaran umur 15-64 tahun. Kelompok usia
produktif inilah yang juga menanggung kelompok usia muda ( 0-14 tahun ) dan
kelompok usia tua (65 tahun ke atas). Semakin besar rasio ketergantungan
kelompok usia non produktif terhadap kelompok usia produktif, semakin besar
pula beban yang ditanggung kelompok usia produktif. Sebagai contoh rasio
ketergantungan suatu negara 75. Berarti 100 orang dari kelompok usia produktif
menanggung biaya dan beban hidup 75 orang dari kelompok usia non produktif.
Akibat
dari rasio ketergantungan yang besar maka beberapa dampaknya antara lain:
a.
Menjadikan pertumbuhan ekonomi menjadi lambat.
b. Pendapatan
perkapita daerah menjadi rendah atau turun.
c. Daya
masyarakat untuk menabung berkurang atau rendah.
B. Kebudayaan
dan Kepribadian
Perkembangan
budaya selalu terjadi di setiap bagian negara di setiap belahan dunia. Seiring
bertambahnya waktu dan seiring pesatnya perkembangan jaman, perkembangan budaya
di suatu negara menunjukkan adanya perubahan dan kehidupan berbudaya dalam
suatu negara. Perkembangan budaya di Indonesia pada era globalisasi ini semakin
menunjukkan data dan bukti yang cukup bahwa di Indonesia pun mengalami
perubahan dan perkembangan. Baik masuknya budaya asing ke Indonesia dan juga
masih terjaganya tradisi dan budaya asli yang melekat sebagai identitas bangsa
Indonesia yang tumbuh sejak jaman dahulu yang dilestarikan oleh para leluhur
bangsa Indonesia.
Kemajuan
ilmu teknologi dan informasi juga
merupakan faktor penting dalam perkembangan budaya di Indonesia. Sebab pada era
modern seperti sekarang, informasi dan komunikasi berkembang pesat antara
pengguna teknologi, baik melalui internet, sosial media, dan berita luar
negeri. Kemajuan IPTEK inilah yang seharusnya di waspadai apabila budaya asli
Indonesia akan tergerus dengan budaya bangsa asing yang terus menerus datang
seiring berjalannya waktu,
Berikut ini adalah perkembangan
kebudayaan berdasarkan waktu:
Ø Zaman Batu Tua (Palaeolithikum)
Alat-alat batu pada zaman batu tua,
baik bentuk ataupun permukaan peralatan masih kasar, misalnya kapak genggam
Kapak genggam semacam itu kita kenal dari wilayah Eropa, Afrika, Asia Tengah,
sampai Punsjab(India), tapi kapak genggam semacam ini tidak kita temukan di
daerah Asia Tenggara. Berdasarkan penelitian para ahli prehistori,
bangsa-bangsa Proto-Austronesia pembawa kebudayaan Neolithikum berupa kapak
batu besar ataupun kecil bersegi-segi berasal dari Cina Selatan, menyebar ke
arah selatan, ke hilir sungai-sungai besar sampai ke semenanjung Malaka Lalu
menyebar ke Sumatera, Jawa. Kalimantan Barat, Nusa Tenggara, sampai ke Flores,
dan Sulawesi, dan berlanjut ke Filipina.
Ø Zaman Batu Muda (Neolithikum)
Manusia
pada zaman batu muda telah mengenal dan memiliki kepandaian untuk
mencairkan/melebur logam dari biji besi dan menuangkan ke dalam cetakan dan
mendinginkannya. Oleh karena itulah mereka mampu membuat senjata untuk
mempertahankan diri dan untuk berburu serta membuat alat-alat lain yang mereka
perlukan.
Ciri – ciri zaman batu muda :
1. Mulai menetap dan membuat rumah
2. Membentuk kelompok masyarakat desa
3. Bertani
4. Berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup
1. Mulai menetap dan membuat rumah
2. Membentuk kelompok masyarakat desa
3. Bertani
4. Berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup
Bangsa-bangsa
Proto-austronesia yang masuk dari Semenanjung Indo-China ke Indonesia itu
membawa kebudayaan Dongson, dan menyebar di Indonesia. Materi dari kebudayaan
Dongson berupa senjata-senjata tajam dan kapak berbentuk sepatu yang terbuat
dari bahan perunggu.
2. Kebudayaan Hindu, Budha dan Islam
Kebudayaan
di Indonesia terpengaruh juga jaman dahulu oleh para pedagang, pelayar, dan
kerajaan-kerajaan Hindu, Buddha, dan Islam yang pernah berkuasa di Indonesia.
Indonesia sebagai negara pelayaran dan perdagangan serta tempat belajar
pesinggahan orang-orang dari negara lain seperti India, Bugis, Tiongkok, Jepang
dan lain-lain. Kemudian kebudayaan dan struktur bahasa serta bangunan yang
dipengaruhi oleh kerajaan-kerajaan Hindu, Buddha, dan Islam juga memperngaruhi
kebudayaan yang ada di Indonesia sampai sekarang.
·
Kebudayaan
Hindu dan Budha
Unsur
Hindu-Buddha di Indonesia sampai sekarang cukup banyak. Terlihat dengan masih
adanya patung-patung dewa Brahma, Wisnu, Siwa, dan Buddha sebagai peninggalan
kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha. Unsur Hindu-Buddha pada candi-candi peninggalan
juga sangat dominan sebagai warisan kebudayaan jaman dahulu, seperti Candi
Borobudur dan Candi Prambanan.
Pada
abad ke-3 dan ke-4 agama hindu mulai masuk ke Indonesia di Pulau Jawa.
Perpaduan atau akulturasi antara kebudayaan setempat dengan kebudayaan. Sekitar
abad ke 5 ajaran Budha masuk ke indonesia, khususnya ke Pulau Jawa. Agama Budha
dapat dikatakan berpandangan lebih maju dibandingkan Hinduisme,sebab budhisme tidak
menghendaki adanya kasta-kasta dalam masysrakat. Walaupun demikian, kedua agama
itu di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa tumbuh dan berdampingan secara damai.
Baik penganut hinduisme maupun budhisme masng-masing menghasilkan karya- karya
budaya yang bernilai tinggi dalam seni bangunan, arsitektur, seni pahat, seni
ukir, maupun seni sastra, seperti tercermin dalam bangunan, relief yang
diabadikan dalam candi-candi di Jawa Tengah maupun di Jawa Timur diantaranya
yaitu Borobudur, Mendut, Prambanan, Kalasan, Badut, Kidal, Jago, Singosari,
dll.
·
Kebudayaan
Islam
Kebudayaan
kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia merupakan salah satu peninggalan di
Indonesia yang cukup dominan, seperti masjid-masjid dan tatanan hidup bangsa
Indonesia. Agama Islam lebih berkembang daripada ajaran Hindu-Buddha karena di
Islam tidak mengenal kasta/tingkatan.
Abad
ke 15 dan 16 agama islam telah dikembangkan di Indonesia, oleh para
pemuka-pemuka islam yang disebut Walisongo. Titik penyebaran agama Islam pada
abad itu terletak di Pulau Jawa. Sebenarnya agama Islam masuk ke Indonesia,
khususnya di Pulau Jawa sebelum abad ke 11 sudah ada wanita islam yang
meninggal dan dimakamkan di Kota Gresik. Masuknya agama Islam ke Indonesia
berlangsung secara damai. Hal ini di karena masuknya Islam ke Indonesia tidak
secara paksa.
Abad
ke 15 ketika kejayaan maritim Majapahit mulai surut , berkembanglah
negara-negara pantai yang dapat merongrong kekuasaan dan kewibawaan majapahit
yang berpusat pemerintahan di pedalaman. Negara- negara yang dimaksud adalah
Negara malaka di Semenanjung Malaka,Negara Aceh di ujung Sumatera, Negara
Banten di Jawa Barat, Negara Demak di Pesisir Utara Jawa Tengah, Negara Goa di
Sulawesi Selatan . Dalam proses perkembangan negara-negara tersebut yang
dikendalikan oleh pedagang. Pedagang kaya dan golongan bangsawan kota- kota
pelabuhan, nampaknya telah terpengaruh dan menganut agama Islam. Daerah-daerah
yang belum tepengaruh oleh kebudayaan Hindu, agama Islam mempunyai pengaruh
yang mendalam dalam kehidupan penduduk. Di daerah yang bersangkutan. Misalnya
Aceh, Banten, Sulawesi Selatan, Sumatera Timur, Sumatera Barat, dan Pesisr
Kalimantan.
C.
Kebudayaan Barat
Unsur
kebudayaan barat juga memberi warna terhadap corak lain dari kebudayaan dan
kepribadian bangsa Indonesia adalah kebudayaan Barat. Masuknya budaya Barat ke
Negara Republik Indonesia ketika kaum kolonialis atau penjajah masuk ke
Indonesia, terutama bangsa Belanda. Penguasaan dan kekuasaan perusahaan dagang
Belanda (VOC) dan berlanjut dengan pemerintahan kolonialis Belanda, di
kota-kota propinsi, kabupaten muncul bangunan-bangunan dengan bergaya
arsitektur Barat. Dalam waktu yang sama, dikota-kota pusat pemarintahan,
terutama di Jawa, Sulawesi Utara, dan Maluku berkembang dua lapisan sosial ;
Lapisan sosial yang terdiri dari kaum buruh, dan kaum pegawai.
Sehubungan
dengan itu penjelasan UUD’45 memberikan rumusan tentang kebudayaan memberikan
rumusan tentang kebudayaaan bangsa Indonesia adalah: kebudayaan yang timbul
sebagai buah usaha budi rakyat Indonesia seluruhnya, termasuk kebudayaan lama
dan asli yang ada sebagai puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh
Indonesia. Dalam penjelasan UUD’45 ditujukan ke arah mana kebudayaan itu
diarahkan, yaitu menuju kearah kemajuan budaya dan persatuan, dengan tidak
menolak bahan baru kebudayaan asing yang dapat mengembangkan kebudayaan bangsa
sendiri serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia.
Dengan
masuknya kebudayaan barat ke Indonesia, ada beberapa dampak positif dan
negatifnya. Berikut ini adalah dampak
positif yang seharusnya kita dapat
pahami dari masuknya kebudayaan barat di Indonesia:
a. Industry Development atau Perkembangan Industri Barat. Kita dapat mencontoh
industri transportasi dan komunikasi mereka sebagai sarana membangun bangsa
menjadi lebih kuat dan lebih bisa memajukan ekonomi bangsa Indonesia sendiri,
dengan menggunakan tenaga dalam negeri untuk membangun industri dalam tujuan
mengurangi pengangguran yang ada di Indonesia
b.
Perubahan Pola Berpikir dan Sikap.
Dampak dari modernisasi dan globalisasi dari banga barat seharusnya bisa
mengubah pola pikir bangsa Indonesia dari yang Irrasional menjadi Rasional.
Dengan tujuan untuk berpola pikir secara maksimal guna menjadikan fondasi yang
kuat bagi bangsa Indonesia yang bermanfaat untuk kemajuan dan kehidupan rakyat
Indonesia.
c.
Kemajuan IPTEK. Kemajuan teknologi informasi dengan penyaringan yang baik dapat
menimbulkan peranan aktif dalam membangun bangsa. Karena berkat inovasi dalam teknologi,
kita mendapat kemudahan dalam masyakat untuk mengatasi masalah dan memotivasi
untuk lebih maju.
Selain
dampak positif, tentu ada juga dampak negatifnya antara lain:
a.
Adanya kesenjangan sosial. Masyarakat cenderung individualisme karena mereka
sudah merasa mempunyai sarana yaitu teknologi sendiri dan tidak membutuhkan
bantuan orang lain dalam kehidupannya.
b.
Banyak barang impor di Indonesia. Barang produksi luar negeri yang diimpor
merajalela dalam pasar Indonesia. Dampaknya barang produksi dalam negeri
menjadi kurang laku dan kurang banyak yang membeli.
Referensi dan sumber:
- rany-denestasia.blogspot.com/2011/10/ruang-lingkup-ilmu-sosial-dasar.html
- arif-rahmans.blogspot.com/2010/11/peran-ilmu-sosial-dasar-dalam.html
- translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://understandingsociety.blogspot.com/2008/02/social-science-and-social-problems.html
- www.wikipedia.com
- http://ihwanudinsuryajaya.blogspot.com/2012/09/isd-pengertian-migrasi-macam-macam.html
- http://pdesnia.wordpress.com/2012/12/24/dampak-pertumbuhan-penduduk/
- http://kasihdalamkata.blogspot.com
- http://owldizzy.blogspot.com/2012/05/makalah-tentang-pertumbuhan-penduduk.html
- http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-45448-Makalah-Perbedaan%20Kebudayaan%20Barat%20dan%20Kebudayaan%20Timur.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar