Manusia dan Kegelisahan
1. Definisi kegelisahan
Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tentram
hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar dan cemas. Sehingga
kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati
maupun perbuatannya, merasa kawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak
sabar ataupun dalam kecemasan.
Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak
gerik seseorang dalam situasi tertentu. Gejala tingkah laku atau gerak-gerik
itu umumnyalain dari biasanya, misalnya berjalan mundar-mandir dalam ruang
tertentu sambil menundukan kepala memandang jauh kedepan sambil mengepal-ngepal
tangannya,duduk termenung sambil memegang kepalanya, duduk dengan wajah murung atau sayu, malas
bicara dan lain-lain.
Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi dari kecemasan. Karena itu dalam
kehidupan sehari-hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan, kekhawatiran
ataupun ketakutan. Masalah kecemasan atau kegelisahan berkait juga dengan
masalah frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan bahwa seseorang mengalami
frustasi karena apa yang diinginkan tidak tercapai.
Sigmund
Freud ahli psikoanalisa berpendapat bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa
manusia yaitu kecemasan kenyataan (obyektif), kecemasan neorotik dan kecemasan
moril.
1.
Kecemasan
Obyektif
Kecemasan
tentang kenyataan adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan
atau suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan dalam
lingkungan seseorang yang mengancam untuk mencelakakannya. Pengalaman bahaya
dan timbul kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, dalam arti kata, bahwa
seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia berada dekat
dengan benda-benda tertentu dari lingkungannya.
2.
Kecemasan
Neoritis (syaraf)
Kecemasan
ini timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah.
Menurut Sigmund Freud, kecemasan ini dibagi tiga macam, yakni :
Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan, Kecemasan timbul karena orang itu takut akan bayangannya sendiri, atau akan id-nya sendiri, sehingga menekan dan menguasai ego. Kecemasan semacam ini menjadi sifat dariseseorang yang gelisah, yang selalu mengira bahwa sesuatu yang hebat akan terjadi.
Menurut Sigmund Freud, kecemasan ini dibagi tiga macam, yakni :
Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan, Kecemasan timbul karena orang itu takut akan bayangannya sendiri, atau akan id-nya sendiri, sehingga menekan dan menguasai ego. Kecemasan semacam ini menjadi sifat dariseseorang yang gelisah, yang selalu mengira bahwa sesuatu yang hebat akan terjadi.
3.
Kecemasan
moril
Kecemasan moril disebabkan karena pribadi seseorang. Tiap pribadi
memiliki bermacam-macam emosi antara lain : iri, benci, dendam, dengki, marah,
gelisah, cinta dan rasa kurang.
2. Sebab Terjadinya Kegelisahan
Bukan merupakan sebuah kepastian bahwa akar penyebab kegelisahan selalu
bermula dari faktor keluarga atau metode pendidikan yang diterapkan oleh kedua
orang tua. Bahkan, terkadang ia muncul dari diri penderita sendiri dan itu
merupakan faktor sangat dominan dan berpengaruh dalam semua aspek keberadaan manusia
sampai akhir hayatnya.
Kegelisahan terjadi karena adanya keterbatasan manusia untuk dapat
mengetahui hal-hal yang akan datang atau yang belum terjadi. Hal ini terjadi
misalnya karena adanya suatu harapan, atau adanya ancaman. Manusia gelisah
karena takut terhadap dosa-dosa dan pelanggaran (yang telah dilakukan), takut
terhadap hasil kerja (tidak memenuhi kepuasan spiritual), takut akan kehilangan
milik (harta dan jabatan), atau takut menghadapi keadaan masa depan (yang tidak
disukai). Sedangkan sumber kegelisahan berasal dari dalam diri manusia
(internal) misalnya rasa lapar, haus, rasa sepi, dan dari luar diri manusia
(eksternal) misalnya kegelisahan karena diancam seseorang.
Faktor penyebab kegelisahan dari dalam diri
seseorang antara lain:
1.
Cinta
Diri
Kecintaan seseorang terhadap dirinya merupakan hal
yang wajar, namun sebagian orang telah berlebihan dalam mempertahankan cinta
tersebut, sehingga terbebani dengan berbagai macam penderitaan dan rasa sakit.
Dalam pembahasan ini, yang dimaksud cinta diri adalah kecintaan melampaui batas,
perhatian berlebihan terhadap diri sendiri, dan sangat sensitif terhadap segala
hal yang berkaitan dengan itu, sehingga ia tidak mendapati musibah yang lebih
parah dari penyakit tersebut. Perhatian yang berlebihan terhadap diri akan
menyebabkan munculnya keinginan buruk dalam diri seseorang, seperti ingin
meraih kecintaan dari semua manusia, mengharapkan kehadiran mereka dengan patuh
dan mau melaksanakan perintahnya secara keseluruhan demi memperoleh kerelaannya.
2.
Lalai
dalam Mengingat Allah
Dalam beberapa hadits dan riwayat Shahih disebutkan
bahwa was-was dalam keadaan tertentu akan muncul sebagai akibat kelalaian
seseorang dalam mengingat Allah, berpaling dari (mencari) hikmah-Nya, dan
mengentengkan perintah dan larangan-Nya. Terkadang was-was juga akan muncul
dari setan yang telah mengguncangkan
jiwanya.
Orang
yang hatinya bersih dan yakin kepada Allah tidak akan terkena penyakit ini,
kecuali bila menderita cacat atau penyakit tertentu. Dari sudut pandang agama,
mengingat Allah ibarat benteng kuat dan baju besi yang melindungi manusia dari
berbagai macam bahaya, seperti penyakit kejiwaan. Sebagaimana, kita juga dapat
menjadikannya sebagai pijakan dalam proses pengobatannya. Beberapa riwayat
menyebutkan bahwa was-was bisa muncul sebagai akibat perbuatan haram dan
mungkar, sebaliknya mencari perlindungan Allah dapat mencegah seseorang dari
dampak negatifnya.
3.
Gejolak
Hati
Terkadang was-was muncul dalam keadaan tertentu
lantaran kegalauan hati yang sangat keras akan hal-hal yang spele dan remeh.
Ketika ia tidak mendapatkan sesuatu yang dapat menyibukkan dirinya, ia akan
memikirkan problem dan khayalan sia-sia, sehingga sering kali hal itu
menyeretnya kedalam kubangan was-was.
Sebagian
orang berkeyakinan bahwa pemikiran yang disertai perasaan was-was sebenarnya
merupakan sejenis kegelisahan yang timbul dari penyakit kejiwaan yang dapat
disembuhkan dengan mudah.
4.
Rasa
Takut dan Malu
Mungkin sifat malu merupakan salah satu diantara
faktor penyebab was-was, sebab seorang pemalu adalah orang yang takut berdiam
diri dan inilah yang mengharuskan kita membahas tentang sebab-sebabnya pada
anak-anak.
Karena itu, mereka yang pada masa kecilnya telah
mendapatkan pelecehan dan perlakuan keras, pada masa dewasanya tidak akan mampu
menghadapi problem yang sangat besar dan menyelesaikannya secara benar. Ini
menunjukkan bahwa seorang pemalu akan berusaha dengan berbagai macam cara untuk
melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya agar tidak menjadi bahan penilaian
dan cemoohan orang lain. Inilah yang mendorongnya melakukan pekerjaan secara
berulang agar dapat menyelesaikannya sebaik mungkin, yang pada akhirnya
menjerumuskannya kedalam was-was.
5.
Tidak
Merasa Aman
Dalam keadaan tertentu, perasaan tidak aman
merupakan faktor penyebab terjadinya was-was. Dengan kata lain, sebagian orang
akan menderita was-was lantaran dirinya merasakan tidak adanya keamanan.
Terkadang, perasaan semacam ini merupakan akibat dari lemahnya kepribadian dan
tidak adanya kemampuan dalam mengendalikan
diri.
Tidak
diragukan lagi bahwa benturan kejiwaan yang datang secara tiba-tiba pada diri
seseorang akan mendorong munculnya perasaan tidak aman dalam diri, yang
kemudian akan menyebabkan tertimpa was-was. Sebagaimana, tekanan jiwa akan
menghilangkan perasaan aman dalam pikiran seseorang. Ini juga merupakan
penyebab lemahnya kepribadian dan menjadikannya sebagai sasaran empuk bagi
penyakit was-was.
6.
Jiwa
yang Lemah
Kelemahan jiwa dalam diri seseorang dapat mencapai
suatu taraf dimana ia sendiri kehilangan kekuatan untuk mengendalikannya,
sehingga kita mendapatinya dengan terpaksa menyerah dihadapan kejadian-kejadian
yang dialaminya. Ketika ia menampakkan keinginan agar seluruh pekerjaannya
sebanding dengan orang yang lebih utama darinya, maka perasaan ini akan berubah
kedalam bentuk perasaan lemah.
7.
Panik
Panik adalah sebuah
perasaan dari ketakutan dan kecemasan. Panik merupakan ketakutan dan kecemasan
yang terjadi secara mendadak dari sebuah peristiwa yang terjadi. Rasa panik
dapat menyebabkan seseorang menjadi gelisah. Dengan adanya rasa panik otomatis
timbulnya perasaan tidak tenang dan mengakibatkan seseorang menjadi gelisah.
8.
Kesulitan
ekonomi
Kesulitan ekonomi merupakan kesulitan yang dialami
ketika seseorang merasakan kondisi sulit dalam kehidupan ekonomi. Seperti hal
nya tidak mempunyai uang atau kelangkaan dalam suatu barang pemuas kebutuhan.
Dengan adanya kesulitan ekonomi, ada beberapa orang yang merasa terdesak dan
gelisah untuk berfikir bagaimana caranya agar bisa menyelesaikan kesulitan
ekonomi tersebut.
9.
Persiapan
yang tidak matang
Segala sesuatu kegiatan yang dilakukan, harus
dengan persiapan yang matang. Apabila kita akan melakukan sesuatu tetapi
belum ada persiapan yang matang, maka dapat terjadi kegelisahan. Contoh
nya seperti dalam menghadapi ujian, tetapi
belum ada persiapan yang matang dalam menjalani ujian tersebut, maka
kemungkinan perasaan gelisah akan timbul.
10.
Kemasyarakatan
Terkadang, dalam beberapa keadaan, was-was
diakibatkan oleh faktor sosial dimana kita dapat melihat sebagian gejalanya
ketika seseorang melakukan suatu perbuatan yang sama dengan orang lain dan
selalu mengikutinya. Namun kasus ini berbeda dengan dimana anak-anak
mewarisinya dari ayah atau ibunya. Dengan kata lain, mengikuti perilaku orang
lain dan taklid terhadap kelakuan mereka yang salah serta berteman dengan
segala penderita penyakit tersebut akan menyebabkan terjadinya kontradiksi yang
dibencinya dan membantu proses transfer penyakit tersebut dari satu orang
kepada orang lain.
3. Keterasingan
Keterasingan berasal dari kata terasing dan kata itu adalah dari kata
dasar asing. Kata asing berarti sendiri,
tidak dikenal orang. Sehingga kata terasing
berarti, tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain atau
terpencil. Jadi kata keterasingan berarti
hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan,terpencil atau terpisah
dari yang lain.
Terasing atau keterasingan adalah
bagian hidup manusia.
Sebentar atau lama orang pernah mengalami hidup
dalam keterasingan, sudah
tentu dengan sebab
dan kadar yang berbeda satu
sama lain.
Yang menyebabkan orang berada dalam keterasingan itu ialah
perilakunya yang tidak dapat diterima
atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat, atau kekurangan yang ada pada diri seseorang, sehingga ia tidak dapat atau sulit
menyesuaikan diri dalam masyarakat.
Perilaku yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan itu selalu
menimbulkan keonaran dalam masyarakat, sifatnya bertentangan dengan atau menyentuh nilai-nilai kemanusiaan. Hal itu
akan merugikan harta, nama baik,
martabat, harga diri orang
lain. Karena itu orang yang berbuat
itu dibenci oleh masyarakat dan
berada dalam keterasingan.
Keterasingan dalam hal ini sifatnya dapat dipaksakan oleh anggota masyarakat, ataupun oleh institusi yang diciptakan oleh masyarakat kepada si pelaku. Maksudnya supaya si pelaku
ini tidak merugikan orang lain lagi atau membuat gelisah orang lain dan si
pelaku dapat menjadi sadar, sehingga dapat memperbaiki perilakunya
yang bertentangan dengan nilai-nilai kemasyarakatan itu. Kesadaran itu mungkin dapat
terjadi apabila orang itu terasing yang membuat
ia gelisah.
Keterasingan yang dipaksakan oleh manusia lain dalam masyarakat misalnya, tidak simpati, tidak mau berurusan,
tidak mau mendekati, tidak mempedulikan, memboikot, bahkan mengisolasi si pelaku.
Apabila dengan perilaku masyarakat ini masih tidak mempan menyadarkan si pelaku itu, maka
keterasingan itu dapat dipaksakan oleh istitusi yang diciptakan masyarakat misalnya pengadilan.
Orang yang bersikap angkuh, sombong, besar kepala, tidak
menghormati orang lain selalu akan
tersisih dari pergaulan masyarakat,karena perilaku semacam ini tidak disenangi dan dibenci oleh
masyarakat.
Kekurangan yang ada pada diri seseorang juga dapat membuat keterasingan. Dalam hal ini bukan masyarakat
yang membuat orang itu terasing.
melainkan dirinya sendiri karena ketidakmampuan atau karena membuat kesalahan. Ketidakmampuan atau kesalahan ini
berpengaruh pada nama baik atau harga
diri atau martabat orang yang bersangkutan. Ketidakmampuan disini meliputi kekurangan ilmu pengetahuan yang
dimiliki ataupun ketidakmampuan fisik. Kurangnya
ilmu pengetahuan ini disebabkan taraf pendidikannya yang belum sampai pada
taraf tertentu yang dihadapinya sekarang. Dengan
demikian orang yang bersangkutan
tidak dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat ilmiah yang
dihadapinya, Karena itu ia
merasa gelisah dan terasing.
4. Kesepian
Kesepian adalah keadaan emosi dan kognitif yang tidak bahagia yang
diakibatkan oleh hasrat akan hubungan akrab tetapi tidak dapat mencapainya.
Individu yang tidak menginginkan teman bukan orang yang kesepian, tetapi
seseorang yang menginginkan teman dan tidak memilikinyalah orang yang kesepian.
Kesepian adalah pengalaman subjektif.
Kesepian juga dideskripsikan sebagai kesakitan sosial atau suatu
mekanisme psikologis untuk memperingatkan seorang individu atas isolasi yang
tidak diinginkan dan memotivasinya untuk mencari hubungan sosial.
Sebagai makhluk sosial, rasanya tidak ada orang yang ingin kesepian,
tanpa punya sahabat tempat berbagi perasaan atau juga tidak punya keterikatan
emosional dengan pasangan. Orang-orang yang kesepian cenderung menilai dirinya
sebagai orang yang tidak berharga dan tidak dicintai. Akhirnya ia pun tidak
nyaman berada di lingkungan mana pun.
Selain mendatangkan penyakit, kesepian yang dirasakan seseorang juga
bisa membuatnya kedinginan dan mudah terserang flu. Menurut peneliti dari
Universitas Toronto, Kanada, orang-orang yang merasa dirinya terasing sering
merasa kedinginan di sebuah ruangan bila dibandingkan dengan orang yang
bahagia.
- Penyebab Kesepian
Ada empat penyebab dasar dari kesepian, diantaranya :
1. Penyebab
pertama adalah transisi kehidupan. Transisi yang menyebabkan perubahan sehingga kita merasa kesepian.
Menjadi tua kemudian ditinggalkan anak dapat menciptakan kesepian dalam hidup.
Berganti pekerjaan, sakit keras, pensiun, dapat menimbulkan kesepian. Setiap
pengalaman baru yang kita hadapi dapat menimbulkan kesepian. Yang membuatnya
lebih buruk, kita cenderung mengisolasikan orang-orang yang sedang sekarat.
2. Penyebab
kedua adalah keterpisahan. Ketika
kita diisolasi dalam pengertian terpisah dari teman-teman dekat, terpisah dari
keluarga anda (dikarenakan karier, praktek kuliah, wajib militer, atau alasan
lainnya) itu dapat menyebabkan
kesepian. Apalagi mereka yang sulit
diakses oleh alat komunikasi apapun. Sungguh mereka akan bisa merasakan
kesepian. Keterpisahan lainnya adalah perceraian/putus hubungan. Ini juga
penyumbang besar masalah kesepian dalam masyarakat.
3. Penyebab
ketiga adalah direndahkan/dipermalukan. Dalam dunia pekerjaan, dunia pendidikan atau dalam relasi sosial
dengan orang lain, bila mendapatkan ucapan yang merendahkan atau dipermalukan
di depan umum akan menimbulkan rasa kesepian yang dalam. Kita merasa diserang
dan kita merasa sendirian karena tidak ada yang membela. Melewati pengalaman
seperti ini menimbulkan perasaan kesepian yang menyakitkan.
Godaan
terbesar dari orang yang merasakan kesepian dalam kondisi ini adalah menarik
diri dan membangun tembok anda sendiri. Tetapi, justru dengan melakukan hal ini
hanya akan membuat orang ini semakin kesepian.
4. Penyebab
keempat dari kesepian adalah penolakan. Kita merasa sakit hati, tidak
dianggap, tidak berguna, tidak bisa diandalkan, tidak dicintai dan lain
sebagainya.
Perasaan
ini bila tidak diatasi dengan baik, akhirnya dapat disalah mengerti oleh diri
kita sendiri dan membuat kita merasa kesepian yang sangat. Itulah sebabnya
orang yang merasakan kesepian karena penolakan sulit untuk ditangani. Karena
dia sendiri sudah men-stigma dan men-diskriminasikan dirinya sendiri.
5. Ketidakpastian
Ketidakpastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu,
tidak dapat ditentukan, tidak tahu, tanpa
arah yang jelas, tanpa asal-usul yang jelas. ltu semua adalah akibat
pikirannya tidak dapat konsentrasi. Ketidakkonsentrasian disebabkan
oleh berbagai sebab, yang jelas pikirannya kacau. Ketidakpastian adalah sebutan yang digunakan dengan berbagai cara di
sejumlah bidang, termasuk filosofi, fisika, statistika, ekonomika, keuangan,
asuransi, psikologi, sosiologi, teknik, dan ilmu pengetahuan informasi.
Ketidakpastian berlaku pada perkiraan masa depan hingga pengukuran fisik yang
sudah ada atau yang belum diketahui.
- Penyebab ketidakpastian
Orang yang pikirannya terganggu tidak dapat lagi berpikir secara
teratur, apalagi mengambil kesimpulan. Dalam berpikir manusia selalu menerima
rangsang-rangsang lain, sehingga jalan pikirannya menjadi kacau oleh rangsang-rangsang
baru. Kalau ia dapat berpikir baik akan memakan waktu yang cukup lama dan
sukar. Mereka menampakkan tanda-tanda obsesi, phobia, delusi, gerakan-gerakan
gemetar,kehilangan pengertian,kehilangan kemampuan untuk menangkap sesuatu.
Beberapa sebab orang tak dapat berpikir dengan
pasti ialah :
1.
Obsesi
Obsesi
merupakan gejala neurosa jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang
terus menerus, biasanya tentang hal-hal yang tak menyenangkan, atau
sebab-sebabnya tak diketahui oleh penderita. Misalnya selalu berpikir ada orang
yang ingin menjatuhkan dia.
2.
Phobia
Phobia
adalah rasa ketakutan yang tak terkendali, tidak normal, kepada sesuatu hal
atau kejadian tanpa diketahui sebab-sebabnya.
3.
Kompulasi
Kompulasi
adalah adanya keragu-raguan tentang apa yang telah dikerjakan, sehingga ada
dorongan yang tak disadari melakukan perbuatan yang serupa berkali-kali.
4.
Histeria
Histeria
adalah neorosa jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental, kekecewaan, pengalaman
pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri, sugesti dari
sikap orang lain.
5.
Delusi
Menunjukkan
pikiran yang tidak beres, karena berdasarkan
suatu keyakinan palsu. Tidak dapat memakai akal sehat, tidak
ada dasar kenyataan dan tidak sesuai dengan pengalaman. Delusi ini ada tiga macam, yaitu
:
a.
Delusi
persekusi, yaitu menganggap keadaan sekitamya jelek. Seseorang yang mengalamibdelusi persekusi
tidak mau mengenal tetangga kiri kanan
karena menganggap jelek.
b.
Delusi
keagungan, yaitu menganggap dirinya orang penting dan besar. Orang seperti itu biasanya gila honnat.
Menganggap orang-orang disekitamya sebagai
orang-orang tidak penting. Akhimya semua
orang menjauhi juga.
c.
Delusi melancholis,
yaitu merasa dirinya bersalah, hina, dan berdosa. Hal ini dapat mengakibatkan buyuten atau
dikenal dengan nama delirium trements, hilangnya kesadaran dan menyebabkan otot-otot
tak terkuasa lagi.
6.
Halusinasi
Khayalan yang terjadi tanpa rangsangan pancaindera.
Dengan sugesti diri orang dapat
juga berhalusinasi. Halusinasi buatan, misalnya dapat dialami oleh orang
mabuk atau pemakai obat bius. Kadang-kadang
karena halusinasi orang merasa mendapat
tekanan-tekanan terhadap
dorongan-dorongan dasarnya, sehingga dengan timbulnya halusinasi dorongan-dorongan
itu menemukan sasarannya. Ini nampak dalam perbuatan perbuatan
penderita. (penderita itu
dapat menyadari perbuatan
itu, tetapi tidak dapat menahan
rangsang khayalan sendiri)
7.
Keadaan
Emosi
Dalam
keadaan tertentu seseorang sangat berpengaruh oleh emosinya. lni nampak pada keseluruhan
pribadinya, misalnya gangguan pada nafsu makan, pusing-pusing, muka merah, nadi
cepat, keringat, tekanan darah tinggi/lemah. Sikapnya dapat apatis atau terlalu
gembira dengan gerakan lari-larian,
nyanyian, ketawa atau berbicara. Sikap ini dapat pula berupa kesedihan menekan, tidak bernafsu, tidak
bersemangat, gelisah, resah, suka mengeluh, tidak mau berbicara, diam seribu
bahasa, termenung, menyendiri.
6. Usaha-usaha dalam Menghadapi Kegelisahan dan Ketidakpastian
Biasanya, apa yang membuat kita resah adalah apa-apa yang belum terjadi,
dan apa yang belum atau tidak kita miliki.nah dari situ lah kita merasakan
kegelisahan dan ketidakpastian. Dihantui rasa takut, hati dan fikiran tidak
tenang bahkan membuat kita menjadi kacau.
Manusia mengalami kegelisahan dan ketidakpastian merupakan suatu hal
yang wajar. Saya pun demikian. Tetapi setiap orang memiliki cara masing-masing
untuk mengatasi kegelisahan yang dihadapinya tersebut.
Apasih yang membuat kita gelisah?? Biasanya karna memikirkan hal-hal
yang belum terjadi dan tidak pasti dimasa yang akan datang. Jangan gunakan
ketidakpastian untuk menakut-nakuti diri. Jadikan ketidakpastian sebagai alasan
kuat untuk mempersiapkan diri. Biasanya untuk mengurangi ketidakpastian di masa
depan adalah dengan merancang masa depan kita sendiri dan lalu berikhtiar serta
berusaha agar rencana itu berhasil. Bersikap
tenang juga dapat mengurangi kegelisahan, karena menurut saya jika kita tenang
maka hati, jiwa dan pikiran kita juga tentram. Lalu intropeksi diri sendiri,
dengan intropeksi diri sendiri maka kita akan tau dimana letak kekurangan kita,
sehingga dapat kita perbaiki menjadi lebih baik lagi di masa datang nanti.
Kemudian hal yang paling utama untuk mengatasi kegelisahan atau
ketidakpastian adalah shalat atau ibadah kepada sang maha pencipta, karena shalat
merupakan suatu saat dimana kita melakukan komunikasi secara langsung kepada
Allah SWT. Pada saat itulah saat yang paling tepat untuk kita bercerita atau
curhat atas apa yang kita takutkan atau kita resahkan di masa datang. Selain shalat,
kita juga harus bersyukur atas segala karunia-Nya, berzikir, dan yakin akan
pertolongan Allah kepada kita dimasa depan.
Teruslah Berdoa kepada
Allah, Ya Allah ya Tuhanku, aku berlindung
kepadaMu Yang Maha Pemurah dari kegelisahan, ketakutan, ketidakpastian, dan kesedihan
hati atas apa-apa yang aku miliki dan yang tidak aku miliki. Atas apa-apa yang
aku ketahui dan tidak aku ketahui di
masa depan ku kelak. Aku berlindung pada diriMu Yang Maha Penyayang dari segala
kelemahan dan kemalasan dalam mencapai kebaikan dalam kehidupan ini. Aku berserah
diri kepadaMu atas apa yang telah Engkau tentukan untukku dan untuk kita semua
di masa depan nanti. Amin ya robal alamin...
...Thank
You...
Sumber
dan Referensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar